Mohon tunggu...
Ni KadekNadia
Ni KadekNadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Ngaben di Bali

11 Juli 2023   15:04 Diperbarui: 11 Juli 2023   15:08 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ABSTRAK
Upacara ngaben adalah sebuah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Bali, karena dianggap sebagai cara untuk menghormati jasa-jasa orang-orang yang telah meninggal dan memperkuat hubungan antar generasi. Oleh karena itu, upacara ngaben di Bali sangat dijaga keasliannya dan masih dipraktikkan secara tradisional hingga saat ini.
Kata kunci: ngaben, kematian.
ABSTRACT
The Ngaben ceremony is a very important tradition for the Balinese people, because it is considered as a way to honor the services of those who have died and strengthen the relationship between generations. Therefore, the authenticity of the Ngaben ceremony in Bali is very much maintained and is still practiced traditionally today.
Keyword: ngaben, death

PEMBAHASAN
Menurut sejarah, upacara ngaben telah dilakukan oleh masyarakat Bali sejak beberapa abad yang lalu. Bentuk upacara ngaben yang kita kenal sekarang ini berasal dari perpaduan antara ajaran Hindu dengan ajaran animisme yang telah ada sebelumnya di Bali. Upacara ngaben pertama kali dilakukan di Desa Trunyan, Kintamani, Bali sekitar 1000 tahun yang lalu. Namun, upacara ini baru mulai populer di Bali pada abad ke-11 ketika kerajaan Hindu di Pulau Jawa menjalin hubungan dengan Bali. Upacara ngaben di Bali merupakan bentuk perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Bali untuk menghormati dan memakamkan jasad yang telah meninggal. Dalam kepercayaan Hindu, upacara ngaben juga bertujuan untuk membantu roh yang telah meninggal untuk menuju ke alam baka dengan tenang dan damai. Upacara ngaben di Bali memiliki banyak variasi tergantung pada daerahnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan budaya dan ajaran kepercayaan di setiap daerah di Bali. Meskipun variatif, konsep atau tujuan dari upacara ngaben di setiap daerah di Bali memiliki kesamaan. Upacara ngaben di Bali merupakan bentuk penghormatan dan rasa terima kasih yang tulus kepada para leluhur.
Upacara Ngaben merupakan salah satu upacara adat yang dipraktikkan oleh masyarakat Bali dalam rangka pemakaman dan penghormatan terhadap arwah orang yang telah meninggal dunia. Asal usul upacara ngaben di Bali terkait dengan kepercayaan Hindu yang dibawa oleh kerajaan Majapahit dari Pulau Jawa ke Bali pada abad ke-14. Menurut kepercayaan Hindu, setiap manusia memiliki tiga aspek diri, yaitu badan, pikiran, dan jiwa. Saat seseorang meninggal, badannya akan mati, tetapi pikiran dan jiwa tetap hidup. Oleh karena itu, proses pemakaman dan upacara ngaben di Bali tidak hanya sekedar memakamkan jasad, tetapi juga untuk membebaskan roh dari ikatan dunia material. Dalam kepercayaan Hindu di Bali, dianggap sebagai suatu dukungan moral bagi orang yang meninggal bagi kelangsungan hidup mereka ketika sudah memasuki kehidupan baru di alam lain. Upacara ngaben sendiri dilakukan dengan mempersembahkan penghormatan secara mendalam kepada para leluhur agar mereka merasa menerima penghormatan tersebut dan merasa tenang di alam baka.
Ngaben adalah upacara kematian yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali. Upacara ini bertujuan untuk melaksanakan kewajiban memperingati dan memberikan penghormatan kepada leluhur yang meninggal. Ngaben dilakukan dengan memakamkan jenazah secara layak dan mengirimkan roh yang meninggal ke alam baka. Selain itu, ngaben juga sebagai bentuk upacara penyucian dan pemurnian bagi keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Ngaben biasanya dilakukan dengan penuh penghormatan dan diiringi dengan berbagai ritual dan tata cara adat yang khas. Upacara ini melibatkan semua anggota keluarga yang masih hidup serta masyarakat sekitar yang turut berpartisipasi. Secara umum, ngaben adalah upacara yang penting dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali. Upacara ini dianggap sebagai suatu tugas yang harus dilakukan oleh keluarga yang ditinggalkan dan dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur yang meninggal serta penghormatan terhadap alam baka.
Ngaben adalah sebuah upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Beberapa manfaat dari ngaben antara lain:
1. Menghormati jasad yang telah meninggal: Ngaben adalah upacara pemakaman yang bertujuan untuk mengirim jasad ke alam baka dengan cara yang terhormat.
2. Membuat hubungan antara roh orang yang meninggal dan keluarga yang ditinggalkan: Ngaben merupakan ritual yang dilakukan untuk membuka hubungan antara roh orang yang meninggal dengan keluarga yang ditinggalkan sehingga keharmonisan di antara mereka dapat terjaga.
3. Menjaga kebersihan lingkungan: Ngaben juga bertujuan untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal roh, sehingga kebersihan lingkungan dapat terjaga.
4. Menciptakan rasa solidaritas di antara masyarakat: Ngaben adalah sebuah upacara yang melibatkan seluruh masyarakat, sehingga dapat menciptakan rasa solidaritas dan kebersamaan di antara mereka.
5. Memberikan ketenangan batin bagi keluarga yang ditinggalkan: Ngaben diharapkan dapat memberikan ketenangan batin bagi keluarga yang ditinggalkan, karena mereka telah melaksanakan kewajiban untuk memberikan pemakaman yang terhormat bagi orang yang meninggal.
6. Melestarikan tradisi dan budaya Bali: Ngaben sebagai salah satu tradisi dan budaya Bali yang unik, perlu dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman.
Proses acara ngaben dalam tradisi Bali meliputi beberapa tahapan yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut:
1. Persiapan: Keluarga yang berduka bersiap-siap dengan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan acara ngaben seperti kain kafan, bunga-budidaya, peralatan, dan lain sebagainya.
2. Pemotongan gigi: Sebelum jasad dimandikan, gigi orang yang meninggal harus dipotong dan disimpan dalam sesaji sebagai simbol penghormatan serta kesucian.
3. Mandi dan penguburan: Jasad dimandikan dengan air suci dan diletakkan di atas peti dari bambu yang dilapisi kain kafan, kemudian dibawa ke lokasi penguburan atau tempat peraja dan dimakamkan.
4. Upacara Ngenteg Linggih: Upacara ini dilakukan setelah jasad dimakamkan dan bertujuan untuk menenangkan roh yang telah pergi dan memberikan restu sehingga roh dapat menuju ke alam baka dengan tenang.
Upacara Mapeed: Upacara ini dilakukan beberapa hari setelah acara ngaben dan bertujuan untuk memberikan uang atau persembahan kepada para pendeta dan roh agar dapat menolong dan menjagai jasad yang telah meninggal.
5. Upacara Meajar-ajar: Upacara ini dilakukan beberapa bulan setelah acara ngaben dengan tujuan untuk meluruskan dan mengembalikan energi yang telah hilang pada saat acara pemakaman.
Setiap tahap dalam acara ngaben di Bali mempunyai peran dan makna yang berbeda, sesuai dengan kepercayaan dan ajaran yang berlaku di masyarakat Bali.
Biaya untuk acara ngaben di Bali bervariasi tergantung pada tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. Ada beberapa biaya yang harus disiapkan dalam acara ngaben di Bali, di antaranya:
1. Biaya pembiayaan: Biaya untuk persiapan acara ngaben, seperti bahan-bahan yang dibutuhkan, transportasi untuk mengangkut kayu bakar dan sumbangan daging dari masyarakat setempat.
2. Biaya perbekalan: Biaya untuk membiayai makanan dan minuman yang akan diberikan saat acara ngaben berlangsung.
3. Biaya upacara: Biaya untuk membiayai pengadaan bahan-bahan upacara yang diperlukan, seperti ratusan dupa (pembakaran kemenyan), bunga, beras dan sesajen.
4. Biaya lokasi: Biaya sewa lokasi bagi keluarga yang berduka untuk mengadakan upacara ngaben.
5. Biaya untuk membuat patung ogoh-ogoh: Patung ogoh-ogoh adalah patung besar dari bambu dan kertas yang kemudian dibakar saat malam sebelum hari raya Nyepi. Biaya untuk membuat patung ogoh-ogoh akan ditanggung oleh kelompok masyarakat yang bertanggung jawab atas acara Nyepi di desa setempat.
Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam acara ngaben di Bali juga tergantung pada kemampuan finansial masyarakat setempat. Biasanya, biaya untuk acara ngaben sangat mahal dan dapat mencapai pulahan hingga ratusan jutaan rupiah. Oleh karena itu, dalam setiap upacara ngaben biasanya masyarakat akan membagi beban biaya dengan cara mengumpulkan dana dari tetangga dan kerabat.
Upacara Ngaben di Bali memiliki kegunaan dan fungsi yang sangat penting, yaitu:
1. Sebagai bentuk penghormatan dan penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal dunia. Sebab, di Bali, kematian dianggap sebagai sebuah perpindahan kehidupan dari alam semesta yang tampak ke alam semesta yang tak terlihat.
2. Sebagai media untuk membebaskan roh orang yang meninggal dari ikatan dunia material dan memposisikan mereka di alam baka yang lebih baik.
3. Sebagai penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, khususnya bagi mereka yang menyediakan upacara ngaben. Mengadakan upacara ngaben dianggap sebagai suatu bentuk penghormatan dan pengingat bahwa kepergian seseorang masih diingat dalam benak keluarga dan masyarakat.
4. Sebagai media untuk memperkuat hubungan antargenerasi di masyarakat Bali. Upacara ngaben di Bali diadakan oleh keluarga dan masyarakat secara bersama-sama, yang menjadi simbol persatuan dan solidaritas antara kelompok orang yang terlibat di dalamnya.
5. Sebagai media untuk memperkenalkan dan memelihara tradisi dan budaya Bali, terutama dalam aspek kepercayaan dan agama. Oleh karena itu, upacara ngaben di Bali sangat dijaga keasliannya dan masih dipraktikkan secara tradisional hingga saat ini.
Dengan demikian, upacara ngaben di Bali memiliki fungsi spiritual dan sosial yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, upacara ini masih dijaga dengan baik dan masih menjadi bagian penting dari kehidupan dan kebudayaan masyarakat Bali.

KESIMPULAN
Ngaben adalah upacara kematian yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali. Upacara ini bertujuan untuk melaksanakan kewajiban memperingati dan memberikan penghormatan kepada leluhur yang meninggal. Upacara ngaben pertama kali dilakukan di Desa Trunyan, Kintamani, Bali sekitar 1000 tahun yang lalu. Namun, upacara ini baru mulai populer di Bali pada abad ke-11 ketika kerajaan Hindu di Pulau Jawa menjalin hubungan dengan Bali. Ngaben adalah sebuah upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Beberapa manfaat dari ngaben, yaitu menghormati jasad yang telah meninggal, membuat hubungan antara roh orang yang meninggal dan keluarga yang ditinggalkan, menjaga kebersihan lingkungan, menciptakan rasa solidaritas di antara masyarakat, memberikan ketenangan batin bagi keluarga yang ditinggalkan dan melestarikan tradisi dan budaya Bali.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun