Semua bahan yang sering dijumpai dalam kehidupan kita, misalnya plastik, urea, keramik, dan lain sebagainya tersusun oleh partikel-partikel maupun atom-atom. Plastik tersusun dari atom karbon (C) dan atom Hidrogen (H), urea tersusun dari atom Carbon (C) , Oksigen (O), Nitrogen (N), dan Hidrogen (H), serta keramik tersusun dari partikel-partikel silikon dioksida. Atom-atom tersebut saling berikatan satu sama lain secara beraturan untuk membentuk air, selembar plastik, sebutir urea, dan sebongkah keramik sehingga menghasilkan suatu materi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Â
Untuk mengetahui bagaimana atom-atom berikatan dan molekul terbentuk sehingga menghasilkan materi yang memiliki kekhasan sifat fisik dan sifat kimia, maka kita perlu mempelajari tentang ikatan kimia. Materi ikatan kimia yang akan dibahas dalam artikel ini yaitu beberapa teori dasar kimia terkait struktur molekul antara lain teori lewis, muatan formal, teori VSEPR, hibridisasi, dan teori ikatan valensi.
a. Teori Lewis
Suatu molekul, senyawa, maupun zat memiliki struktur kimia. Struktur kimia tersebut disebut struktur Lewis. Pada abad ke-20, Teori Lewis diperkenalkan oleh Gilbert N. Lewis, seorang ahli kimia dari Amerika Serikat. Penulisan struktur Lewis sesuai dengan prinsip yaitu kecenderungan atom dalam mencapai electron valensi delapan (octet) atau electron valensi 2 (duplet) yang mengikuti kestabilan gas mulia. Struktur Lewis digambar pada setiap molekul yang berikatan kovalen maupun  senyawa koordinasi. Pada struktur Lewis, electron-elektron kulit terluar atom x, disimbolkan dengan tanda silang (x) ataupun tanda titik (.).Â
Contoh struktur Lewis yaitu Struktur Lewis molekul H2O
Atom H membutuhkan satu electron valensi untuk mencapai keseimbangan duplet, sedangkan atom O membutuhkan dua electron valensi untuk mencapai keseimbangan octet.
Bagaimana cara menggambar struktur Lewis ?
1) Menentukan jumlah electron valensi dan kebutuhan electron agar stabil.Â
Contohnya, kita akan menggambar struktur Lewis molekul H2O, sehingga kita menentukan jumlah electron valensi dari atom penyusunnya yaitu atom Oksigen (O) dan atom Hidrogen (H). Atom O memiliki 6 electron valesi dan atom H memiliki 1 elektron valensi.
2) Menentukan atom pusat.Â