Mohon tunggu...
Ni KomangAneda
Ni KomangAneda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling

19010014070

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberian Psikoedukasi Perilaku Seksual Kepada Remaja

21 Desember 2021   15:05 Diperbarui: 21 Desember 2021   15:17 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Masa remaja berlangsung kira-kira mulai dari usia 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan yang disebut sebagai masa remaja awal adalah usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun yang dimana dalam hukum itu merupakan usia matang. Rentang usia yang cukup singat inilah yang mengakibatkan masa remaja disebut sebagai masa yang paling singkat. Selain disebut debagai masa paling singkat, masa remaja ini juga disebut sebagai masa peralihan atau masa transisi. Dimana masa remaja ini merupakan masa peralihan antara periode anak-anak ke periode dewasa awal.

    Masa remaja ini memiliki beberapa ciri-ciri yang sebagaimana telah disebutkan oleh Hurlock dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan (1980). Ciri-ciri tersebut diantaranya :

  1. Masa remaja sebagai periode yang penting;
  2. Masa remaja sebagai periode peralihan;
  3. Masa remaja sebagai periode perubahan;
  4. Masa remaja sebagai usia bermasalah;
  5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas;
  6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan;
  7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis;
  8. Masa remaja sebagai ambang masa deawasa.

    Selain Hurlock ada pula Sidik Jatmika dalam (Saputro, 2018) yang mengatakan bahwa remaja memiliki beberapa perilaku khusus yang dimana seringkali menjadi hal yang sulit bagi remaja itu sendiri maupun juga dengan orang tuanya. Beberapa prilaku khusus ini diantaranya :

  1. Remaja akan mulai menyampaikan kebebasannya dan menuntut haknya dalam mengemukakan pendappatnya sendiri;
  2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman sebayanya;
  3. Remaja juga mengalami perubahan fisik, baik itu pertumbuhannya maupun seksualitasnya;
  4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan memiliki emosi yang tidak stabil.

    Dalam ciri-ciri diatas disebutkan bahwa masa remaja sebagai usia bermasalah, itu dikarenakan masa remaja ini adalah masa dimana rasa ingin tahu dan mencoba-coba berbagai hal terutama dalam seksual mereka tinggi dan mereka lebih mudah terbawa arus pergaulan dari teman sebayanya.  Hal itu karena pada masa remaja ini adalah masa dimana mereka mulai ada rasa ketertarikan pada lawan jenis, pencarian identitas dan proses perkembangan seksual yang bisa dikatakan lebih cepat.

    Masa remaja memiliki minat yang cukup tinggi terhadap seksualitas yang dimana hal itu dapat menimbulkan suatu dotongan seksual pada remaja yang berujung tidak dapat terkontrolkan. Rasa keingin tahuannya dalam hal seksual sangatlah tinggi dan sering tidak dapat terkendalikan dengan baik. Contohnya seperti berkencang yang berujung melakukan aktivitas seksual. Perilaku seksual itu dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dimana faktor internal ini dapat menyebabkan para remaja melakukan perilaku seksual yang tidak sehat seperti kurangnya kontrol diri, sikap permisif dan sulit mengambil keputusan mengenai kehidupan, kemudian faktor esternal yaitu berasal dari luar dimana biasanya terpengaruh dari teman sebayanya (S, 2020).

    Perilaku seksual sendiri merupakan tingkah laku dari seorang individu yang didorong oleh hasrat seksual, baik terhadap lawan jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual ini dapat dicontohkan seperti, bergandengan tangan, berpelukan, meraba, bercumbu, menggesek-gesekkan alat vital dan sampai pada persenggama. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku seksual dalam (Mahmudah, Yaunin, & Lestari, 2016) diantaranya :

  1. Usia pubertas;
  2. Jenis kelamin;
  3. Pengawasan orang tua yang rendah;
  4. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang;
  5. Kurangnya pengetahuan tentang berbagai perilaku seksual

Selain faktor diatas ada pula faktor lainnya seperti :

  1. Mendapatkan iformasi seputar seksual yang diperoleh keliru dan sering kali itu terjadi karena dari sumber yang salah;
  2. Memutar vidio atau VCD porno;
  3. Sering membuka situs-situs pornografi di internet;

    Pendidikan seksual dapat membantu para remaja terhindar dari perilaku seksual yang tidak sehat. Pendidikan seksual ini berkaitan dengan seks yang dimana berisikan mengenai aspek biologis, psikologis, agama, nilai sosiokultur dan moral. Pendidikan seksual ini bisa diberikan kepada remaja dengan melakukan pendekatan psikoedukasi, dengan pendekatan ini remaja akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam perilaku seksualitas (Safitri & Wicaksana, 2020).

    Pemberian pendidikan seksual berupa psikoedukasi ini sangat bermanfaat bagi para remaja. Karena pendidikan seksual mengajarkan cara untuk mengendalikan diri terlebih lagi dengan lawan jenis agar dapat terhindar dari masalah seksualitas. Selain itu juga, pendidikan ini snagat penting dalam hal memberikan informasi mengenai seksualitas kepada para remaja.

    Pelaksanaan Psikoedukasi dalam dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah dan juga berdialog interaktif dengan mengusung tema yang sesuai yaitu mengenai perilaku seksual. Dengan diadakannya psikoedukasi pada remaja ini diharapkan dapat membantu para remaja dalam mencegah terjadinya perilaku seksual yang tidak sehat. Dalam beberapa penelitian mengatakan bahwa psikoedukasi merupakan pendekatan yang paling efektif diberikan dalam mencegah terjadinya perilaku seksual yang menyimpang pada remaja.

    Dengan adanya psikoedukasi ini, pengetahuan mengenai perilaku seksual pada remaja dapat bertambah dan informasi yang mereka dapatkan lebih akurat dari sebelumnya. Selain itu, para remaja ini jadi mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan seksual bagi kehidupan mereka. Melalui psikoedukasi ini, para remaja juga akan mengetahui bagaimana bersikap yang baik dengan lawan jenisnya dan mengatur nafsu mereka. Hasilnya mereka akan mendapatkan teknik pengendalian diri agar dapat mengendalikan diri mereka terhadap seksualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun