Mohon tunggu...
Ni MadePutri
Ni MadePutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi

Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

PKM-PM Baruna Batur Undiksha: Diversifikasi Olahan Ikan Red Devil bersama PKK Kedisan

4 Juli 2024   13:56 Diperbarui: 4 Juli 2024   14:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PKM-PM Baruna Batur Undiksha bekerja sama dengan PKK Kedisan dalam program diversifikasi olahan ikan Red Devil telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Langkah pertama yang dilakukan adalah koordinasi dengan mitra mengenai jadwal pelaksanaan dan persediaan bahan baku. 

Tim melakukan observasi, wawancara, dan percobaan pembuatan pelet ikan di Desa Jehem, Tembuku, Bangli. Setelah mendapatkan informasi dari ahli, tim melakukan percobaan mandiri sebelum memberikan pelatihan kepada mitra. Seluruh informasi tersebut kemudian dirangkum dalam buku pedoman mitra.

Pada tahap Baruna Satu, program dimulai dengan sosialisasi dan pemberian pre-tes kepada 15 anggota PKK Kedisan, Sekretaris Desa, dan Kaur Hubungan Masyarakat Desa Kedisan. Setelah tahap Baruna Satu selesai, dilanjutkan dengan Baruna Dua, yakni tahap pelatihan. Pelatihan tahap pertama dilaksanakan pada 2 Juni 2024 di Telaga, Kedisan, membahas alat dan bahan pembuatan pelet ikan berbahan dasar Red Devil. 

Pelatihan kedua pada 5 Juni 2024 melibatkan demonstrasi pembuatan pelet ikan dari tahap perebusan hingga penjemuran, menghasilkan 2 kg pelet dari 4 kg ikan. Pelatihan ketiga pada 6 Juni 2024 fokus pada pengemasan dan pemasaran dengan mengajarkan ibu-ibu PKK tentang pengemasan dan pemasaran produk melalui brosur Business Model Canvas.

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis
Berikutnya adalah Tahap Baruna Tiga, yakni pendampingan produksi dan pendistribusian pelet ikan. Pada pendampingan pertama dan kedua, tim mendampingi ibu-ibu PKK dalam seluruh proses produksi dari perebusan hingga penjemuran, menghasilkan 2 kg pelet dari 4 kg ikan. 

Pendampingan ketiga pada 14 Juni 2024 difokuskan pada produksi mandiri oleh ibu-ibu PKK, sementara pendampingan keempat pada 27 Juni 2024 berfokus pada pemasaran melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram. Pendampingan kelima pada 28 Juni 2024 melibatkan pemasaran luring kepada nelayan tambak dan tradisional di sekitar Danau Batur, menghasilkan omset Rp 320.000.

Terakhir adalah tahap Baruna Empat, pada tahap ini tim dan PKK Kedisan membentuk bidang sadar lingkungan untuk memastikan keberlanjutan program. 

Pengajuan NIB juga dilakukan untuk memperluas pasar dan memudahkan akses permodalan. Program ini telah mencapai 95% dengan hasil berupa buku pedoman mitra, peningkatan pengetahuan PKK Kedisan tentang potensi dan bahaya ikan Red Devil, serta produksi pelet ikan Red Devil yang berhasil dijual dengan omset Rp 240.000.

Program Baruna Batur ini bukan hanya berfokus pada ekonomi dan sosial mitra, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengolah ikan Red Devil yang merupakan hama menjadi produk bernilai ekonomis. Pengolahan 32 kg ikan dari Danau Batur membuktikan program ini berkontribusi dalam mengurangi populasi ikan Red Devil. 

Pelatihan ini berpotensi meningkatkan produktivitas PKK Kedisan, membuka peluang pasar baru, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga mitra. Kolaborasi dengan nelayan setempat juga mendorong ekosistem ekonomi berkelanjutan dan solidaritas komunitas, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan ramah lingkungan di Danau Batur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun