Mohon tunggu...
nining sudaryani
nining sudaryani Mohon Tunggu... -

Saya adalah seseorang yang penuh dengan kekurangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimanakah Menjadikan Anak Kritis, Kreatif dan Problem Solver ?

5 Desember 2011   00:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia sebagai negara yang ingin menjadi negara berdaya dan bermartabat dipercaturan dunia harus mewujudkan masyarakat yang memiliki intelektualitas dan sikap progresif yakni masyarakat yang mempunyai daya perubahan memandang jauh kedepan, inovatif dalam pengetahuan dan menguasai teknologi. Untuk itu, dalam mengisi pembangunan di segala bidang, dibutuhkan manusia yang cerdas, kritis, kreatif dan juga problem solver.

Anak, sebagai generai penerus bangsa harus dilatih berfikir kritis, kreatif dan problem solver sedini mungkin karena masa usia dini merupakan masa emas atau golden age dimana pada masa itu menjadi dasar bagi masa perkembangan selanjutnya. Namun, yang jadi permasalahannya adalah bagaimanakah menjadikan anak berfikir kritis dan problem solver?

Anak yang kritis selalu menanyakan pada gurunya tentang apa yang belum dia ketahui. Dalam hal ini, guru tidak boleh jenuh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut karena anak yang aktif dan kritis tersebut akan menyikapi permasalahan dengan kreatif serta mengeksplorasikan kemampuan dan potensi yang dimiliki secara optimal. Dalam pembelajaran, guru juga harus kreatif dalam membelajarkan agar pembelajaran tersebut dapat melibatkan seluruh pikiran dan tubuh anak, serta menyadari bahwa proses belajar bukanlah sesuatu yang dikonsumsi, melainkan berekreasi sehingga anak akan berpikir kritis, kreatif dan problem solver.

Pada dasarnya, sikap kritis, kreatif dan problem solver saling berkaitan. Anak yang problem solver adalah anak yang kritis dan kreatif dalam menanggapi suatu permasalahan, tetapi anak yang kritis dan kreatif belum tentu itu merupakan problem solver. Untuk itu, problem solver merupakan tingkatan yang tinggi dalam pembelajaran.

Dengan tumbuhnya anak yang kritis, kreatif dan problem solver diharapkan berguna bagi masyarakat dan mampu menghadapi dunia global yang senantiasa berubah dan dinamis serta mampu mengisi pembangunan disegala bidang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun