Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Hari Galungan adalah momen untuk memperingati terciptanya alam semesta. Sebagai ucapan syukur, umat Hindu memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara. Galungan sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti ‘menang’. Selain itu, kata Galungan memiliki makna yang serupa dengan Dungulan yang berarti menang. Galungan memberikan pemahaman bahwa niat dan usaha yang baik selalu akan menang dibandingkan niat dan usaha yang buruk. Dalam perayaan hari suci Galungan ini, masyarakat Hindu Bali melakukan berbagai aktivitas yang spesial dan dilakukan secara khusus. Perayaan Galungan dimulai dengan persembahyangan di rumah masing-masing, kemudian ke pura keluarga lebih besar seperti Pemerajan Agung, Dadia, Pura Ibu, Panti, Pura Banjar dan ke Kahyangan Tiga atau Pelinggih-pelinggih di tempat usaha.
Di hari yang suci ini, masyarakat Bali yang merayakan Galungan akan mengenakan pakaian adat yang didominasi dengan warna putih sambil membawa sesaji di atas kepala mereka. Bagi umat Hindu yang memiliki anggota keluarga berstatus mapendem atau sudah meninggal atau biasa disebut masyarakat Bali dengan Makingsan di Pertiwi, maka mereka harus membawakan benten ke pemakaman.
Memiliki makna yang cukup penting bagi umat Hindu, hari raya yang datang setiap enam bulan sekali ini selalu di nantikan oleh masyarakat Hindu di Bali. Banyak persiapa yang harus dilakukan menjelang hari raya ini, tentu saja akan menghabiskan banyak tenaga, pikiran dan lain-lain ditambah lagi jika masih ada beban pekerjaan dan kuliah, mempersiapkan Galungan juga bukan hal yang mudah dilakukan sendirian. Maka dari itu menjelang hari raya suci umat Hindu ini kita sebagai manusia harus memerlukan kesabaran dan ketulusan dalam mempersiapkan Galungan.
Sejak pandemi covid-19 ini banyak masyarakat yang di PHK dari pekerjaannya, membuat banyak juga yang kesusahan dalam mempersiapkan Galungan. Selain kesabaran dan tenanga, uang juga diperlukan untuk membeli perlengkapan seperti membuat penjor juga membutuhkan dana yang lumayan, busung, buah, kue, bunga dan lain-lain yang menjadi prasarana yang dibutuhkan. Balik ke topik utama, mengapa kesabaran sangat penting untuk menyambut hari raya Galungan, dikarenakan kita sedang diberi pencobaan disituasi pandemic yang sulit bertemu orang banyak, sulit dalam keungan untuk mempersiapkan Galungan. Kita harus sabar dengan situasi yang cukup menyulitkan kita untuk bertemu sanak saudara di hari raya. itu sebabnya kita harus bisa mengendalikan hati dan pikiran kita agar selalu terkontrol dalam melaksanakan upacara hari raya Galungan. Bagaimanapun kondisi kita pada hari raya yang suci ini, satu hal yang kita perlu sadari bahwa, Tuhan tahu seberapa kemampuan kita dan tidak usah selalu dipaksakan dalam membeli banyak hal untuk Galungan. Karena Tuhan tidak pernah meminta umatNya untuk bermewah-mewah dalam menyambut hari raya dan itu semua adalah gengsi manusia semata.
Ni Putu Dian Pratiwi Kubayan/Biologi dan Perikanan Kelautan/Pendidikan Biologi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H