Mohon tunggu...
Ni LuhRista
Ni LuhRista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universiyas Pendidikan Ganesha

love yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bereligi dan Berekreasi di Hari Umanis Galungan

15 November 2021   11:24 Diperbarui: 15 November 2021   11:43 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Umanis Galungan merupakan serangkain dari Hari Raya Galungan yang biasanya pada hari ini itu di laksanakan kegiatan  persembahyangan yang dilanjutkan dengan Dharma Santi serta saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi yang menarik. Namun ada salah satu tempat di Kabupaten Karangasem yang terletak di Kecamatan Abang lebih tepatnya yaitu di Desa Tri Buana yaitu Pura Lempuyang yang berada pada ketinggian 1.175 mdpl. 

Seperti yang kita ketahui bersama Pura Lempuyang merupakan salah satu bagian dari Pura Sad Kayangan sama seperti Pura Andakasa, Pura Batukaru, Pura Batur Kintamani, Pura Penataran Agung dan Pura Dalem Puri. Di Hari Umanis Galungan ini banyak masyarakat yang ada di Karangasem ataupun di luar Kapupaten Karangasem yang datang untuk bersembahyang baik ke pura Luhur Lempuyang ataupun ke pura Ayu Lempuyang.

Ketika kita sembahyang di ke Pura Lempuyang kita tidak hanya akan bersembahyang saja (berligi) namun juga kita bisa berekreasi  karena ketika kita akan bersembahyang ke Pura Lempuyang di dalam perjalanan tentunya kita akan di suguhkan pemandangan yang indah, sejuk dan menarik. Selain itu juga terdapat objek wisata yang ada di Pura Lempuyang yang itu tepat pada Candi sebelum masuk ke Pura Lempuyang yang bbanyak para wisatawan berpoto di sana karena terlihat pemandangan Gunung Agung yang sangat Indah.  

Hal itu lah yang menyebabkan banyak masyarakat datang bersembahyang ke Pura Lempuyang.  Ketika bersembahyang ke pura Lempuyang walaupun di masa pandemi saat ini kita tetap di perbolehkan namun harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti selalu memakai masker, kemudian menjaga jarak, dan tentunya ketika bersembahyang di bagi menjadi beberapa bagian atau kloter agar meminimalisir kerumunan.

Keberadaan Pura Lempuyang tak terlepas dari sejarah atau pun  legenda, terdapat beberapa versi dan jenis akan hal tersebut. Mari kita awali dengan asal mula nama dari pura yang sangat dihormati oleh semua masyarakat Bali. Dalam buku Dinas Kebudayaan Bali tahun 1998 yang  berjudul "Lempuyang Luhur" disebutkan, bahwa lempuyang berasal dari kata "lampu" yang memiliki arti  sinar dan "hyang" untuk menyebut Tuhan, seperti Hyang Widhi. Dari kata itu lempuyang atau lampuyang diartikan sinar suci Tuhan yang terang -- menderang  atau mencorong dan menyorot. Selain itu, ada yang menyebutkan bahwa  lempuyang merupakan jenis  tanaman yang gunakan untuk  bumbu memasak. 

Hal tersebut  juga sangat  berkaitan dengan nama banjar yang terdapat  di  sekitar Pura  Lempuyang yaitu Banjar Bangle dan Gamongan. Bangle dan Gamongan adalah tanaman sejenis yang biasanya juga di gunakan untuk  obat atau pun bumbu. Adapun Versi lainnya juga  ada yang menyebut bahwa  lempuyang berasal dari kata 'empu' atau 'emong' yang memiliki arti menjaga. Bhatara Hyang Pasupati mengutus tiga putranya untuk  turun dan mengemong guna menjaga kestabilan wilayah  Bali dari berbagai jenis gunacangan dan bencana alam. Pura Lempuyang terdiri dari tiga Mandala yaitu Lempuyang Sor, Lempuyang Madya, dan Lempuyang Luhur.

Seperti yang kita  ketahui bahwa daya tarik yang di miliki oleh Pura Lempuyang ialah sebuah tampilan arsitektur megah dan indah dengan banyak ornamen khas yang di miliki oleh Bali. Bagian tempat sembahyang yang  berada di bagian dalam serta terletak di bagian yang paling tinggi. Sehingga untuk menuju ke area dalam pura harus melalui anak tangga lumayan jauh. Adapun yang membedakan adalah tinggi tangganyayang  terdiri dari 3 buah tangga yang  menuju tiga buah pintu.

Cara kita menuju ke Pura Lempuyang adalah dengan  berangkat dari kota Denpasar kemudian menuju ke kota Amlapura yang merupakan ibukota dari Kabupaten Karangasem. Atau bisa juga dengan menuju dari kota Semarapura dan mengambil arah ke Besakih. Waktu tempuh untuk menuju ke pura Lempuyang sekitar 2 jam. Saat ini ketika parkir kendaraan mobil akan dialihkan menuju ke lokasi parkir yang telah  tersedia, kemudian untuk menuju ke  Pura Lempuyang kita harus menggunakan  shuttel bis. Sedangkan untuk yang menggunakan sepeda motor, langsung melaju hingga di Pura Madya Lempuyang.

Adapun syarat untuk bisa kita berkunjung ke Pura Lempuyang adalah dilarang menggunakan pakaian terbuka. Kemudian kita  wajib menggunakan kain yang diberikan sewaktu membeli tiket. Selain itu dilarang berciuman atau melakukan hal-hal tidak senonoh lainnya yang merusak kesakralan pura Lempuyang, dilarang mengambil  gambar dengan menggunakan drone. Dan yang terakhir untuk wanita yang sedang haiid atau datang bulan sangat  dilarang untuk memasuki area pura Lempuyang.

Nama : Ni Luh Rista

NIM 2113011023

Prodi : S1 Pendidikan Matematika

Jurusan Matematika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun