Pada Minggu, 8 Oktober 2024, ribuan warga berkumpul di Delod Berawah, Jembrana, Bali, untuk menyaksikan perlombaan Mekepung Kerbau, sebuah tradisi balap kerbau yang telah menjadi bagian penting dari kebudayaan setempat. Mekepung Kerbau menarik tidak hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan domestik maupun mancanegara yang penasaran dengan tradisi unik ini. Acara yang dimulai pada pukul 8 WITA ini diwarnai dengan sorak-sorai penonton sepanjang arena balap.
Mekepung, yang awalnya merupakan perlombaan antarpembajak sawah di Jembrana, kini telah berkembang menjadi perlombaan besar yang diadakan secara rutin. Dalam perlombaan ini, para joki yang berpengalaman mengendalikan sepasang kerbau yang dihiasi dengan aksesoris warna-warni untuk memperebutkan gelar juara. Di Delod Berawah, lintasan balap penuh dengan lumpur menambah tantangan bagi para joki dan kerbau, membuat perlombaan semakin seru dan menarik perhatian penonton.
Salah seorang penonton, Wayan (45), mengungkapkan kegembiraannya bisa hadir di acara ini. "Mekepung adalah kebanggaan kami. Setiap tahun kami menanti acara ini sebagai simbol kebersamaan dan pelestarian budaya," katanya. Bagi warga Jembrana, Mekepung bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada leluhur dan cara untuk menjaga warisan budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi ini tidak hanya menjadi daya tarik budaya, tetapi juga mendukung sektor pariwisata Jembrana. Banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan Mekepung, menambah keramaian dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Dengan segala tantangan modernisasi, Mekepung Kerbau tetap bertahan sebagai salah satu tradisi kebanggaan Jembrana yang tak terlupakan, serta menjadi simbol kuat persatuan dan identitas masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H