Mohon tunggu...
Ni WayanSekarini
Ni WayanSekarini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

meraih kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketahanan Finansial bagi Mahasiswa dalam Menghadapi Masa Sulit

29 Mei 2021   12:59 Diperbarui: 29 Mei 2021   15:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh 

Ni Wayan Sekarini

Ni Luh Putu Sandrya Dewi

Pada tahun 2018 saya memulai awal semester dengan kondisi finansial yang cukup walau tidak mempunyai penghasilan tetap. Saat itu kondisi ekonomi keluarga masih normal. Saya masih bisa berkumpul dengan teman -- teman sehabis pelajaran usai menghabiskan waktu dan uang untuk bersenang- senang. Pada semester berikutnya saya mulai mendapatkan pekerjaan. Karena kebetulan pekerjaan saya hanya dari pagi sampai sore, kemudian dari sore sampai malam saya mengikuti kuliah. Awal bekerja memang terasa berat mengingat harus bekerja sambil kuliah. Lambat laun hal itu mulai merasa menyenangkan untuk dijalani. Berikut saya sampaikan tips untuk kalian yang sedang atau akan bekerja sambil kuliah :

  • Mengatur waktu kerja dengan waktu kuliah
  • Mengatur waktu disini dimaksudkan  agar kalian membuat jadwal kerja dan jadwal kuliah yang terarah setiap bulannya sehingga pekerjaan maupun kuliah tidak terganggu satu sama lain.
  • Membangun hubungan yang baik dengan para senior
  • Membangun hubungan baik dengan para atasan di kantor maupun kampus, disaat merasa kesulitan menyelsaikan suatu tugas kita dapat meminta bantuan berkonsultasi dengan mereka.
  • Mengatur keuangan dengan baik
  • Mengatur pemasukan seperti mebagi gaji dengan sistem 50% untuk diri sendiri, 30% untuk keperluan kuliah, 20% untuk keperluan mendesak.
  • Menyelesaikan tugas tepat waktu
  • Menyelesaikan tugas saat bekerja agar tidak menganggu jam kuliah, dan menyelesaikan tugas kuliah agar tidak menganggu jam kerja.

Hal tersebut dapat membantu fokus kita untuk  memprioritaskan pekerjaan dan kuliah. Hingga akhirnya virus covid-19 datang masuk ke Indonesia, virus mematikan tersebut bukan hanya menghilangkan nyawa manusia tetapi juga mematikan ekonomi masyarakat. Masuknya virus covid-19 ke Indonesia menjadi malapetaka dengan penyebaran virus yang cepat. Pada awal masuknya virus untuk sementara waktu daerah- daerah di Indonesia memilih untuk menutup akses datangnya org baru hal tersebut terus berulang dengan kurangnya sosialisasi dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Pandemi tersebut membuat para perusahaan- perusahaan menutup sebagian usahanya dan merumahkan karyawannya. Banyak karyawan yang di PHK, perusahaan yang masih dapat mempertahankan karyawannya berusaha memberikan gaji dengan sistem kerja yang sudah tidak berorientasi pada kesenjangan karyawan.

Dampak covid-19 juga berimbas pada perusahaan tempat kerja saya dengan jumlah target yang diberikan setiap toko harus mampu memperoleh penjualan sebesar 40 juta setiap bulan, bila pencapaian target mencapai 100 % maka bonus yang diberikan 50 % dari gaji pokok. Dengan kondisi ekonomi yang menurun saat ini tentu mempengaruhi penjualan SPG dilapangan, yang biasanya penjualan mereka melebihi target yang ditetapkan kini menurun pesat. Hingga akhirnya perusahaan memutuskan untuk mengurangi jumlah SPG, pengurangan tersebut tentu juga sangat berpengaruh bukan hanya pada perusahaan tetapi juga pada toko -- toko yang mempunyai produk perusahaan jika tidak adanya SPG tentu penjualan toko jga tidak berfokus pada satu produk saja.

Selama 1 tahun pandemi covid-19 saya masih dapat bertahan, pekerjaan yang dulu terasa ringan dan menyenangkan lambat laun terasa sangat membebani. Itu disebabkan karena besarnya tekanan yang diberikan dari perusahaan mulai dari pencapaian target yang harus melebihi target yang ditetapkan. Tentu hal tersebut sulit untuk dicapai mengingat lemahnya perekonomian masyarakat pasca pandemi mengingat barang yang kita tawarkan bukan merupakan barang pokok. Hampir setiap bulan target yang saya kurang dari 50% tentu bonus yang saya dapat sedikit tidak seperti sebelum- belumnya. Dengan beban kerja yang besar dan gaji yang terbilang pas- pas an saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan tersebut dan fokus pada kuliah. Hal tersebut memang berat untuk diputuskan mengingat tidak ada lagi sumber penghasilan tetap yang saya akan dapatkan tiap bulannya.

Dengan keadaan saat ini kita harus memutar otak untuk mampu bertahan ditengah kondisi ekonomi yang menurun pasca menjadi pengangguran. Dengan sedikit modal yang saya kumpulkan, saya mencoba keberuntungan dengan berjualan online.  Menawarkan barang- barang yang saat ini diperlukan orang- orang seperti masker dan keperluan fashion wanita. Usaha ini memang terbilang baru tentu belum bisa mengharapkan keuntungan yang besar dari bisnis ini. Tetapi jika kita terus berusaha dan berpromosi dengan niat yang sungguh -- sungguh tentu usaha yang kita jalankan akan berhasil. Dengan berjualan online kita dapat memutar kembali modal yang kita punya sehingga dapat bertahan ditengah kondisi finansial yang menurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun