Matahari beranjak ke ufuk barat. Mega berarak melukis langit, meninggalkan potret agung tak tersentuh. Dalam temaramnya senja, seorang laki-laki duduk di dipan, menghadap ke laut lepas. Matanya lekat pada kawanan ombak yang saling mengejar. Perlahan ia membalikan raga rentahnya, sambil menghela napas dalam-dalam. wajahnya lunglai, merunduk menghadap tanah, dengan sepotong ranting kayu, ia menggores sesuatu ditanah; satu, dua dan banyak kata. Sekejap kemudian ia melepaskan ranting kayu tersebut. Wajahnya menengadah, menatap kearah dinding. Disana tergantung sebuah lukisan tua, kusam dan berdebu, tanpa nama.
Mata tua berkeriput itu, menatap tajam lukisan yang tergantung didinding rapuh. Sekelebat, dahinya berkerut, seolah sedang berkonsentrasi, segenap tanya lebur dalam rasa ingin tahu, gerangan apa gumamnya dalam diam terlontar?Â
Lalu…mulailah ia bicara, tetap dalam diam….Â
***
Engkau adalah diam, yang melukis senyum pada wajah lusuh ini.
Engkau adalah sunyi yang senantiasa membawa ratap dan tangisÂ
pada sukma tak bertepi.
Engkau adalah hening yang senantiasa menggores asaÂ
pada jiwa rapuh ini.
***
Dalam diam engkau bersenandung,Â
melukis pada wajah dingin tanpa nama.
Dan dalam hening, engkau adalah ratap dan tangis.
Tanpa nama engkau hadir.
***
Engkau adalah sang bebas,Â
sebebas awan yang bergerak kemana dia suka.
Sebab kemanapun arah yang dia tuju,Â
ia tetaplah sebuah keindahan.
Bergulung…Â
Menggumpal…Â
Berarak…
Melukis apa saja di langit biru,Â
semua selalu indah.
***
Dalam diammu, ambilah apapun yang kamu inginkan,Â
karena kamu pasti tahu yang baik untukmu.
Namun ingatlah selalu bahwa pada suatu masa,
Pada fase perhentian hidupmu,
Ada seseorang dalam hening,Â
Senantiasa menantimu pulang,
Menyediakan dada dan bahunya,Â
Tempat engkau merebahkan kepalamu,
Sekedar agar kamu menemukan kembali hakekat dirimu,
meski tetap dalam diam,Â
agar kamu kembali tahu,
siapa dirimu yang selama ini hidup tanpa nama.
***
Setelah itu….
Pergilah…Â
Kembalilah.. ketempat darimana arah angin membawamu.
Karena engkau adalah hening…
Engkau adalah bening..
Dan engkau adalah sunyi..
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H