Banyak yang beranggapan bahwa pendidikan itu tidak penting. Manusia tanpa pendidikan masih  tetap bisa bertahan untuk hidup. Ya, itu yang dikatakan oleh banyak anak-anak SMA yang tidak melanjutkan pendidikannya di perkuliahan.Â
"Bukan ijazahlah yang menjadi penentu kesuksesan seseorang tapi pengalaman dan juga keterampilan" Ujar mereka. Melihat dari sejarah manusia, dulu jauh sebelum teknologi berkembang manusia mampu bertahan hidup dengan kebodohan.Â
Lantas apakah manusia harus tetap membutuhkan pendidikan untuk bertahan hidup? Â Perbedaan pandangan sangat terlihat antara yang telah melanjutkan pendidikannya dan stak pada pemilik pendapat bahwa selembar kertas yang didapatkan dari pendidikan itu tidak penting. Semuanya tetap berpegang teguh pada pendiriannya masing-masing.
Pendidikan, di Indonesia sendiri masih menjadi misteri bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil. Minimnya pendidikan dan kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat membuat masyarakat setempat acuh dan tak peduli dengan pendidikan. Alhasil, pendidikan mereka tak kejar dan hanya bisa berpasrah pada alam.Â
Selembar kertas yang konon katanya adalah penentu nasib, tak sempat terbesit di dalam pikiran masyarakat di pedalaman indonesia. Jangankan selembar kertas itu, untuk membuat jamban pembuangan tinja' saja mereka belum kepikiran. Inilah indonesia di pedalaman (Perbatasan Indonesia).
Statement bahwa nenek moyang kita mampu bertahan hidup tanpa adanya pendidikan memang adanya. tentu, di zamannya belum ada transportasi canggih seperti sekarang, belum ada mesin ketik seperti sekarang dan bahkan kertas tulis yang kita gunakan seari-haripun belum juga ditemukan.Â
Ya, di zamannya belum ada semua itu. Tapi, jika nenek moyang kita terus berada pada masa kebodohan, kenapa zaman sekarang bisa secanggih ini? Ya, karena pada masanya pendidikan dilakukan oleh nenek moyang. Kemauannya untuk berkembang, berfikir dan menciptakan sesuatu  itu adalah pendidikan di masanya.
Sekarang, pendidikan  diberikan fasilitas, dijunjung tinggi dan bahkan setiap orang diwajibkan untuk menempuh pendidikan. Hingga akhirnya di setiap jenjang pendidikan seseorang diberikan bukti keikutsertaannya dalam menempuh pendidikan. Mulai dari jenjang SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi. Selembar kertas-kertas itu akan menjadi bukti dan jaminan bahwa kita semua pernah menempuh pendidikan.
Selanjutnya adalah statement "Bukan ijazahlah yang menjadi penentu kesuksesan seseorang tapi pengalaman dan juga keterampilan. Keterampilan adalah hal yang terpenting dalam bekerja, namun pernahkah kita berfikir bahwa dalam setiap pekerjaan juga membutuhkan selembar kertas itu yang biasa disebut "Ijazah".Â
Sekarang mungkin ijazah itu masih tersimpan di lemari tapi esok atau kemudian hari kita bangga dan mengerti dari makna Ijazah itu. Ijazah itu bukan kertas undangan yang hanya sekedar dibaca emudian dibuang, bukan juga kertas karcis yang hanya dilihat dan dibuang, bukan juga kertas buku tulis yang hanya dibuat untuk menulis kemudian dilupakan. Tapi, Ijazah itu kebanggaan. Banyak kenangan, perjuangan yang harus dikenang dibalik selembar kertas yang berisi nilai-nilai itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H