Sampe detik ini aku masih takut buat ketemu sama orang tua pacar.
Padahal si pacar sudah berusaha untuk mengajak aku bertemu dengan orang tuanya.
Dia selalu meyakinkan kalo orang tuanya adalah orang tua yang sangat demokratis dan tidak pilih-pilih dalam menerima seseorang.
Mereka adalah orang tua yang terbuka dan menghargai pilihan anak-anaknya.
Aku sih tidak meeragukan hal tersebut, aku yakin bahwa orang tua pacarku adalah orang tua yang luar biasa..buktinya mampu membesarkan dan menghadirkan seorang lelaki yang bisa menerima segala kekuranganku..
Tapi perasaan takut itu selalu muncul. Bayang-bayang ditolak Camer beberapa tahun silam kembali hadir di memori otakku.
Ditolak hanya karena fisik yang tidak sempurna.
Aku tau, setiap orang tua pasti mengharapkan yang tebaik untuk anaknya, begitu juga orang tua mantan pacarku.
Pasti beliau menginginkan menantu yang sempurna fisiknya, sehingga bisa melayani anaknya dengan sempurna juga.
Tidak bisa menyalahkan juga, karena memang aku memahami sekali perasaan-perasaan seperti itu, tapi aku kan juga tidak boleh menyesal dengan kehidupanku..apalagi dengan kondisiku.
Aku sangat menikmati setiap lika-liku yang aku alami, menikmati setiap proses pendewasaanku dalam berfikir dan bersikap, bahkan aku menikmati kondisiku yang jelas berbeda dengan mereka yang lain.