Malam itu aku begitu pusing tak tertahankan. Aku pun bertanya-tanya pada diri sendiri apa yang menjadi penyebab semua ini. aku begitu marah pada diriku sendiri, bahkan pada Tuhan. semua ku salahkan. Aku sujud layaknya sholat, memohon ampun, memohon kesembuhan pada Tuhan. membaca istigfar pada Sang Pemberi Hidup ini berharap sakit ini cepat hilang tanpa menghilangkan nyawaku saat itu. Ketika aku selesai sujud dan berdoa, dan kuangkat kepalaku, ternyata pusing sedikit hilang.
Aku begitu berdosa pada diriku sendiri, pada Tuhan tentunya. Aku sadar, aku sering meninggalkan perintah-Nya, terutama sholat. Walau aku sendiri sadar, bahwa hidup bukan hanya senang-senang, bukan hanya tentang hisap rokok dan minu kopi, namun juga beribadah lantaran Tuhan sudah memberi hidup. Lewat teguran sakit kepala yang begitu hebat, aku sadar, hidupku kurang sujud kepada Tuhan Maha Esa. Kuambil air wudlu, ku basuh muka dan anggota badan yang penuh dosa. Wajahku kembali ceria, lantaran jarang ku basuh. ku gelar sajadah malam itu, tak ragu untuk mengambil sarung dan baju dan ku tak ragu untuk sholat.
''Tuhan sangat adil malam itu, mengingatkanku hanya melalui kejadian semacam itu'', gumam ku selesai sholat isya'. Aku terus berdoa berharap bisa terus seperti ini agar pusing tak menyerang lagi. berdoa agar dosa-dosa diampuni, meski tak pasti.Â
Setelah selesai sholat, pusing yang tadi ada, kini tak lagi ada. Dan kini aku sadar. aku terlalu banyak bersenang-senang, hingga lupa mengenang. Mengenang Tuhan dalam hidupku. Dengan sujud aku sadar, bahwa darah-darah yang ada dalam tubuh mengalir menuju kepala, membersihkan penyakit-penyakit duniawi yang ada. Dengan sujud, aku juga sadar bahwa kepala tak selamaya diatas dengan congkaknya. Kepala juga harus sering berada dibawah. Merendah serendah-rendahnya di hadapan Tuhan.
kejadian itu begitu istimewa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H