Mohon tunggu...
Rohani Rahman
Rohani Rahman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Pangkep untuk Indonesia ♡

Pecinta Kucing Yang Menuangkan Kegelisahan Hidup di Blog Kompasiana ❤️

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Yuliana dengan Semangat yang Tak Pernah Padam!

3 Mei 2015   22:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sehari-hari bekerja sebagai PNS Penyuluh PLKB Yuliana yang berdomisili di Kampung Majannang Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro merasa terpanggil ketika diajak bergabung dalam Program MAMPU ‘Aisyiyah oleh Ketua Majelis Kesehatan ‘Aisyiyah yang saat itu tanpa pikir panjang langsung mengiyakan karena menurutnya tidak jauh dari bidang pekerjaannya selama ini yakni menggeluti 5 issu program MAMPU yaitu KB, Asi Ekslusif, Kanker Serviks, JKN dan Sunat Perempuan di Desanya Bulu Cindea sebagai salah satu desa sasaran program MAMPU ini

Bulan Agustus tahun 2014 yang lalu Yuliana menjadi penggerak dalam mengumpulkan sejumlah Ibu-Ibu untuk menjadi kader MAMPU di masing-masing dusun dan mengkoordinir pembentukan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) yang terdapat di Kampung Majannang, Bujung Tangaya, Biring Kassi Dalam, Jollo dan Padang-Padange dengan begitu cekatan, melalui kemampuan Ibu Yuliana yang mampu membangun koordinasi dan komunikasi yang baik dengan Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama maka ajakan kepada puluhan ibu-ibu untuk bergabung dalam BSA langsung di sambut antusias dan tidak butuh lama untuk membentuk kelompok BSAnya dengan keanggotaan setiap BSA 20-25 orang di masing-masing Dusun sehingga total binaan ibu Yuliana sebagai koordinator Kader kurang lebih ratusan kaum ibu.

Ibu tiga anak ini juga sangat di kenal aktif oleh ibu-ibu di Desa dalam berbagai kegiatan lainnya seperti terlibat dalam kelompok Wanita Tani serta rajin mengunjungi ibu-ibu dalam berbagai kegiatan kesehatan ibu dan anak yang juga bekerjasama dengan Puskesmas Bungoro untuk melakukan pendataan pengguna KB dan masalahnya, memantau kesehatan ibu hamil dan anak-anak baik dalam bentuk tugas maupun kegiatan yang bersifat Baksos.

“Apa tommi pale yang bisa kita berikan sebagai sesama kaum perempuan jika tidak memperhatikan kemajuan kaum perempuan kodonk di desata sendiri, dengan masuknya Program MAMPU ini sungguh kesyukuran yang luar biasa, kita tidak pernah mengumpulkan ibu-ibu dalam satu kelompok secara rutin memberikan informasi penting terkait kesehatan reproduksinya, berdialog dengan Kepala Desa, ikut Musyrenbang Desa bulan januari yang lalu dan yang paling tidak bisa saya lupakan kegiatan Dialog bersama Bupati Pangkep kemarin, antusias anggota BSAku yang ingin hadir lebih dari yang seharusnya. Bayangkan anggota BSAku dari desa Bulu Cindea yang paling banyak di banding Desa/Kelurahan lainnya” Ujar Yuliana dengan penuh antusias dengan logat Bahasa Indonesia ala bugis/makassar ketika di temui usai rapat koordinasi dengan Kader dari Desa/Kelurahan lainnya di Sekretariat MAMPU.

Istri dari Wahyuddin yang lahir 42 tahun lalu ini bertekad untuk tetap mendorong kader-kadernya supaya tetap bersemangat menjalankan program MAMPU di Desa Bulu Cindea khususnya membina anggota BSA mereka masing-masing. Salah satu upaya yang coba Yuliana tempuh untuk mengadvokasi anggota BSAnya adalah dengan melakukan pendataan akurat untuk anggota BSA tidak terdaftar untuk mendapatkan pelayanan BPJS PBI sementara anggota BSAnya masuk kategori Dhuafa dilanjutkan dengan mencoba melaporkan ke Kepala Desa dan selanjutnya melaporkan kembal ke Dinas Kesehatan dan BPJS di Kabupaten. Kegiatan lainnya yang juga dilakukan adalah dengan melatih anggota BSA dengan berbagai jenis keterampilan seperti melatih kelompok Ibu-Ibu di Jollo untuk membuat kue modern untuk menjadi modal bagi ibu-ibu menghidupkan ekonomi keluarga, selain itu dalam bidang keagamaan anggota BSA dilatih tata cara pemandian jenazah perempuan dan berbagai keterampilan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan anggota BSA di masing-masing dusun.

Ketika ditanya pengalaman yang tidak bisa dilupakan terkait BSA yang ada di Desa Bulu Cindea, maka pilihan Yuliana jatuh pada BSA Padang-Padange.

“Diantara 5 BSA yang saya kelola di Desa yang paling tidak bisa dilupakan ketika saya mengunjungi secara langsung BSA Padang-Padange untuk menmberikan penyuluhan KB dan Dampak Pernikahan Dini, hal ini karena jarak tempuh yang harus di lewati menggunakan motor sekitar 20-30 menit jika melewati Kecamatan lain, kemudian menyusuri pematangan sawah dan empang sekitar 30 menit dengan berjalan kaki hingga akhirnya sampai di perkampungan tersebut. Tapi hal ini tidak membuat saya capek atau lelah karena ketika saya tiba di lokasi antusias ibu-ibu yang bersemangat mendengarkan saya menjadi nilai tersendiri dalam memberikan informasi cara ber-KB yang sehat. Jadi saya berharap sekali Program MAMPU ini tetap ada dan semakin eksis memajukan kaum Perempuan tiada henti”. Tutupnya.

Program MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) bergerak melalui tema Kesehatan Reproduksi di Kabupaten Pangkep tepatnya di 2 Desa yakni Desa Bowong Cindea dan Desa Bulu Cindea Kecamatan Bungoro, Kelurahan Anrong Appaka dan Kelurahan Pabundukang Kecamatan Pangkajene dan di Kecamatan Minasatene di Kelurahan Biraeng dan Kelurahan Bonto Langkasa sejak juli 2014 oleh Pimpinan Daerah 'Aisyiyah Pangkep selaku pelaksana program.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun