Setiap kali saya hendak membeli bensin di SPBU Jl.S.Parman di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, yang saya dapati pastilah antrian panjang sepeda motor dan mobil hingga berkilo-kilometer sebelum SPBU. Pemandangan yang tidak jauh berbeda juga tampak di SPBU Jl.Imam Bonjol dan Jl. A.Yani. Hal ini membuat keprihatinan tersendiri bagi saya karena terbatasnya fasilitas SPBU di tengah kota membuat antrian panjang kendaraan bermotor terutama kendaraan beroda empat dan berbahan bakar solar sudah berlangsung selama lima tahun terakhir.
Antrian yang paling memprihatinkan terjadi tanggal 31 Desember 2010 lalu, mengingat antusiasme warga yang hendak merayakan tahun baru di luar kota. Melihat antrian panjang yang sudah berlangsung lama ini, sepertinya tidak ada tindakan berarti yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Tidak tampak sedikitpun usaha pemerintah daerah untuk menanggulangi antrean panjang di sepanjang SPBU di tengah kota Palangkaraya. Untungnya dibalik antrean panjang ini tidak diiringi dengan melonjaknya harga BBM terutama bahan bakar solar.
Dalam lima tahun terakhir ini dapat terlihat disepanjang jalan utama dan jalan kecil banyak yang mendirikan warung kecil yang menyediakan bahan bakar minyak, seperti bensin maupun solar. Sehingga bagi warga yang malas untuk mengantri dapat membeli bensin di warung terdekat. Namun, ada baiknya pemerintah daerah memikirkan kelancaran proses pengisian bahan bakar di SPBU. Seperti dengan meningkatkan jatah BBM di setiap SPBU di jalan-jalan besar, melihat bertambahnya kendaraan bermotor di setiap tahun. Sehingga antrian panjang di SPBU dapat teratasi.