Mohon tunggu...
ngopi dulu
ngopi dulu Mohon Tunggu... -

Senang ngobrol hal2 yang ringan aja, karena otak nggak nyampe untuk dipakai mikir yang terlalu berat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berhenti Berkhayal: Air Tidak Bisa Digunakan sebagai Bahan Bakar

26 Desember 2009   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 6347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat kasus blue energy-nya Joko Suprapto? Ini adalah kasus yang bagus sebagai pembelajaran bagi kita semua, yaitu kalau sesuatu teknologi yang kedengarannya too good to be true, maka teknologi itu memang too good to be true. Kasus ini benar2 telah membuka mata kebanyakan orang yang memimpikan bangsa kita menemukan sesuatu yang spektakuler, sekaligus memperoleh solusi energi gratis dan murah bagi semua orang. Sayangnya (dan untungnya pula) kasus ini cepat terbongkar dan akhirnya masyarakat sadar bahwa air tidak bisa dipakai sebagai sumber energi. Dengan adanya kasus ini, tentunya masyarakat jadi lebih waspada dan berpikir lebih kritis. Tapi apakah hasilnya permanen? Agak meragukan sebab masyarakat Indonesia terkenal pelupa. Kasus yang hangat dibicarakan pada saat itu akan cepat sekali terlupakan, dan besar kemungkinan kesalahan yang sama akan terulang. Bahkan di Kompasiana inipun sudah mulai ada yang menulis tentang bahan bakar air.
Pertama-tama, saya ingin menyatakan dulu bahwa tidak mungkin, mustahil air menjadi bahan bakar. Mustahil!! Saya kedengaran arogan? Bukan, ini dalil ilmiah!! Air tidak bisa menjadi bahan bakar. Orang yang mengerti sedikit tentang kimia atau hukum termodinamika akan memiliki kesimpulan seperti ini. Tapi ini dengan catatan, air itu sendiri yang dipakai sebagai sumber energi, bukan sebagai media, perantara, katalis, atau lainnya. Misal: kalau air dimasukkan ke dalam ketel, terus dipanaskan, muncul uap, uap mendorong piston, air di sini BUKAN sebagai sumber energi. Sumber energinya adalah bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan air. Contoh lain, kalau air dicampur dengan bensin / minyak, tentunya air di sini juga BUKAN sebagai sumber energi. Atau apabila air terjun dipakai untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik, air juga bukan sumber energi karena air itu sendiri harus dinaikkan ke atas terlebih dahulu supaya bisa jatuh sebagai air terjun.
Pertanyaan yang bagus biasanya didahului dengan mengapa. Karena itu pertanyaannya adalah mengapa tidak mungkin menggunakan air sebagai sumber energi?
Kita mulai jawaban dari ranah kimia dulu.
Semua orang tentunya tahu bahwa air, dengan rumus kimia H2O, terdiri dari 2 atom hidrogen dan satu atom oksigen. Seandainya kita punya gas hidrogen (H2) dan kita reaksikan dengan oksigen (O2), maka hasilnya adalah air! Jadi air bisa kita bikin dengan mereaksikan kedua zat tadi. Tapi ternyata hasilnya bukan cuma air. Ada hasil sampingannya, yaitu energi! Kok bisa ada hasil sampingan berupa energi? Ya karena air adalah bentuk yang lebih stabil dibandingkan hidrogen dan oksigen, sehingga saat direaksikan akan muncul energi.
Sekarang, bisakah reaksinya dibalik, air direaksikan untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen? Bisa! Tinggal dibalik doank. Kalau tadi oksigen+hidrogen hasilnya adalah air + energi, maka sekarang air + energi hasilnya adalah hidrogen + oksigen. Sederhana kan? Proses ini namanya elektrolisa air.
Air memang bentuk yang sangat stabil. Itulah sebabnya kita membutuhkan energi untuk air menjadi hidrogen dan oksigen. Itulah sebabnya pula kita menggunakan air untuk memadamkan api. Air tidak akan bisa terbakar, dan air sangat sulit bereaksi dengan zat lain. Berbeda jauh dengan bensin misalnya, yang jauh tidak stabil dibandingkan air. Bensin menyimpan energi potensial secara kimiawi, terkena api sedikit saja bensin akan terbakar dan mengeluarkan energi.
Sampai di sini, saya tidak heran apabila tetap saja ada orang yang "kreatif" memikirkan cara menggunakan air sebagai sumber energi. Salah satu ide yang juga saya liat di kompasiana adalah menggunakan elektrolisa untuk memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen, terus menggunakan hidrogen tersebut untuk direaksikan lagi dengan oksigen dan menghasilkan energi. Proses ini sangat mungkin. Tapi mari kita lihat. Dari mana energi yang dibutuhkan untuk memisahkan air jadi hidrogen + oksigen? Tentunya energi dari luar, bukan dari air itu sendiri. Jadi di sini air bukanlah sumber energi.
Terus, masih ada lagi yang super kreatif mengusulkan untuk menggunakan kembali energi hasil pembakaran hidrogen untuk memisahkan air jadi hidrogen + oksigen, lalu hidrogen hasil elektrolisa tadi dibakar lagi untuk kembali menghasilkan energi, dan seterusnya. Kedengarannya brilian bukan? Sayangnya ini hanyalah khayalan belaka, karena jelas sekali yang mengusulkan ide seperti ini belum pernah belajar ilmu termodinamika (karena penjelasan ilmu termodinamika bakal panjang, sepertinya nggak muat dijelaskan di artikel ini).
Kesimpulan:
Sah2 saja menginginkan bangsa kita maju, memiliki terobosan yang diakui dunia. Hanya saja, marilah bersikap realistis, menggunakan akal sehat dan logika yang solid disertai pengetahuan sains yang cukup. Air sebagai energi tentunya hanyalah isapan jempol belaka. Jadi kalau sampai sekarang belum ada yang bisa menciptakan mesin berbahan bakar air, itu bukanlah akibat konspirasi perusahaan minyak, tapi memang karena tidak memungkinkan secara hukum, yaitu hukum termodinamika (kecuali anda bisa mengamandemen hukum termodinamika :)). Sampai kapanpun tidak akan ada mesin berbahan bakar air karena air adalah suatu senyawa yang stabil, dan bukanlah senyawa yang memiliki potensi energi.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun