Mohon tunggu...
Rasikh Fuadi
Rasikh Fuadi Mohon Tunggu... -

"Yang pemalas adalah yang menang melawan arus badai ini" Lelaki penggiat sastra dan seni, khususnya teater walau seperti jalan sunyi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

KETIMPANG KETIMPUNG OTAK

24 Juni 2012   13:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketimpang ketimpung

Si bocah ling lung

Hidup di dunia dibodohi otak

Otak katak loncat keluar tempurung

Lalu menempurung yang punya

Bagai katak dalam tempurung

Aduhai ibu aduhai ayah

Banting tulang sampai telak

Makani otak anak biar berpinak

Pinak-pinaknya pun biar diperbudak

Ama bapak boss

Walau cuman jadi jongos

Ketimpang ketimpung telah diujung

Tak kasih tahu wahai manusia

Otak itu otak-otak’an

Dibekali otak tapi otak kosongan

Lha katanya awal kesempurnaan?

Bukan

Hati si hati

Hati malu mau jawab diri sendiri

Takut diejek cemen

Walau bikin ngiri

Hasrat aduhai hasrat

Dah terkonotasi

Jadilah liar bengis tak tahu diri

Padahal hasrat awal hasrat suci

Hasrat murni

Hasratnya deleuze-guattari

Cari sendiri deskripsinya

Biar polo kepake nantinya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun