Mohon tunggu...
Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang anak desa yang ingin menulis sesuatu yang baik

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

RIO Terlalu Santun untuk Pembalap F1

16 Mei 2016   08:18 Diperbarui: 16 Mei 2016   08:34 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dulu waktu pertama kali RIO di perkenalkan untuk menjadi salah satu pembalap F1 di Team Manor hampir semua rakyat Indonesia yang bisa melihat dan punya TV pada senang dan bangga. Gimana tidak bangga menjadi pembalap komba jet darat yang super cepat dengan pengendalian yang super rumit dengan hanya memakai tombol tombol di kemudi saja, dari ganti porsneling, rem, gas dan lain sebagainya.

Boyo kowe iku cah ndeso kemaki nganalisa balapan F1 wis ora cocok, pantese nganalisa balapan bebek karo sapi neng sawah he...........memang benar. Nek masalah balapan jet darat saya sama sekali nggak paham, tapi menurut saya kalau pengamatan pribadi atau karakter he.........wuih ngeramal orang bisa. Memang untuk masalah ini saya sedikit bisa melihat dari pribadi atau karakter, semua orang yang mempunyai keahlian yang super biasanya mempunyai perangai (pribadi) yang sedikit arogan walau orang itu kelihatan halus apalagi kalau sudah berada di medan pertempuran.

Seperti atlit tinju, bola, renang, bulutangkis, karate pokoknya semua bidang olah raga contoh yang menjadi Idola yang bisa bertahan lama : C. Ronaldo (bola), Mike Tyson (tinju), Susi Susanti (Bulutangkis). Kalau atlit itu sedikit punya karakter santun biasanya hanya bisa bertahan sebentar saja contoh Alan Budikusuma (Badminton), Elyas Pical (tinju), saya nggak pernah bertemu apalagi melihat kehidupan rumah tangga mas Alan Budikusuma dan Mbak Susi Susanti, tetapi menurut penerawangan he..........sepertinya rumah tangga ini yang mengendalikannya Mbak Susi Susanti.

Kenapa bisa seperti itu, karena menurut saya mbak Susi Susanti mempunyai pribadi atau karakter yang lebih strong di banding mas Alan Budikusuma. Eh........ceritanya malah ngalor ngidul tidak fokus ke mas RIO gimana ini. Cerita cerita diatas hanya sebagai landasan dari akur cerita, karena biasanya kalau membuat skripsi itu harus ada latar belakang dan landasan judul he........kayak pernah jadi mahasiwa aja he..........memalukan sekolah sma saja nggak lulus. Kalau menurut pendapat saya, pertama kali saya melihat tampilan RIO waktu di perkenalkan Menpora, maklum saja saya tak penggemar balapan mobil, soalnya yang saya tahu cuma balapan bebek, maklum di desa. Saya lihat mas RIO terlalu sopan dan tidak memperlihatkan sedikitpun sedikit arogan (liar).

Untuk semua bidang olah raga di butuhkan anak-anak yang ngeyel, tidak punya rasa takut sedikitpun dan mempunyai skill dan intelek yang luar biasa. Kepandaian anak-anak ini muncul atau terasah ketika dia menemukan sosok yang pas seperti dia yaitu pelatih atau mekanik yang hebat. Karena anak-anak ini juga mempunyai tingkat IQ yang tinggi, saat ini untuk atlit Indonesia masih mengandalkan Skill saja belum memilih ketingkat pemahaman IQ yang lumayan. Jadi kalau atlit hanya mengandalkan Skill saja dia akan menjadi hafalan dan untuk diarahkan ke konsep bermain dengan pengorganisasian yang komplek sulit bisa mengikuti contoh saja semua team sepak bola Indonesia.

Untuk menjadi nomor satu di perlukan atlit yang mempunyai bahan yang komplit, sarana dan prasarana komplit, pelatih yang hebat. Mungkin secara skill dan IQ mas RIO oke tapi dari segi andrenalin (nekat) kalau jawa (ngeyel) kelihatannya tidak punya. Jadi kalau di gambarkan seperti ini misalkan pas di luar kota kita naik sepeda motor bebek, dan ada seorang yang memakai kendaraan babak melaju maju mundur untuk memanasi saya, kalau saya orang nya nekat dan punyai andrenalin yang besar, mungkin orang yang bawa motor babak (lawanya bebek) akan kalah gara-gara dia takut untuk menerobos-nerobos kendaraan besar yang riskan, itulah maksudnya. Jadi itu maksudnya kenapa mas RIO di team manor saja masih kalah dengan teman se teamnya sendiri kalau dari penerawangan saya mas RIO kurang mempunyai tampang ngeyel atau nekad tapi dengan IQ yang lumayan atau perhitungannya matang he..........(ya itu namanya pinter lol).

Maka dari itu kenapa Max Ferstappen bisa juara F1 di GP Spanyol.......ya karena memang dia dari umur 3 tahun sudah main gokart dan saya lihat dari penampilannya dia pribadi yang agresif atau punya kenekatan yang luar biasa dan pastinya andrenalin yang dia miliki sangat besar bagi anak-anak seperti ini terplintir atau kecelakaan itu sudah makanan sehari-hari bagia dia, kalau lihat RIO kemarin malam mengendarai kendaraannya kelihatannya takut rusak dan mungkin kurang lancar mengoperasikan tombol-tombol yang ada (belum luar kepala), mengendarai mobil sepandai-pandainnya orang saja sebulan belum lancar bung. Apalagi mengendarai F1 he.......apalagi di tambah karakter agresifitas (pendobrak) yang harus kental di dalam tubuh kita. Ayo mas RIO aku pasti mendukungmu tapi karkater ngototnya dan ambisiusnya harus yang nomor satu. Jangan pakai pepatah "Alon alon asal klakon" walau kamu orang solo karena pepatah itu di pakai waktu orang jawa masih pakai jarit dan kemben he................

Bravo Olah Raga Indonesia. Salam Kompasiana  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun