Mohon tunggu...
Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang anak desa yang ingin menulis sesuatu yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Intelligence Quotient VS Ingenuity Quotient

23 Februari 2013   04:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:51 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam kompasiana di mana berada, beberapa hari ini saya berselancar di internet dan membaca beberapa artikel yang membahas masalah kecerdasan atau (IQ) yang bisa mengukur kemampuan seseorang secara akademis dalam memecahkan masalah dan hampir 100% benar, karena dengan hasil (IQ) seseorang tinggi maka secara akademis seorang anak sudah pasti mempunyai hasil akademis tinggi pula. Dari sinilah saya tertarik untuk menulis opini seperti di atas yaitu bermanfaat yang mana antara kecerdasan dan kecerdikan seseorang ??!!

Setelah saya membaca berbagai artikel yang di tulis orang-orang akademis maupun non akademis saya menarik kesimpulan, dan kesimpulan ini mungkin menarik untuk disimak kita bersama ternyata hampir 100% saya temukan bahwa orang yang mempunyai IQ (Kecerdasan) tinggi belum pasti mempunyai kehidupan yang menyenangkan atau mapan secara ekonomi. Jadi antara Kecerdasan tak berbanding lurus dengan kemapanan hidup, kalau seperti ini apakah bermanfaat kita mengukur IQ seseorang ? karena hanya secara akademis tetapi yang lebih dibutuhkan seseorang adalah tingkat kemapanan hidup pada akhirnya, eronis memang.

Padahal sekarang ini pemerintah khususnya dalam dunia pendidikan seseorang dinyatakan lulus kalau bisa menjawab soal-soal yang dibuat menurut tingkat IQ tinggi, sehingga banyak siswa yang tidak lulus dan kalau mau jujur di semua lini hanya 1/3 siswa seluruh Indonesia yang lulus murni. Dan lainnya pastilah tidak lulus karena memang soal-soalnya di buat dengan tingkat pemahaman secara kecerdasan yang lumayan tinggi. Dan yang lebih parah lagi hal ini tak bisa untuk mengukur kesuksesan dalam kehidupan atau dalam konsep memajukan suatu perusahaan atau istitusi.

Masyarakat Indonesia pada umumnya belum paham masalah ini, bahwa sekolah tidak berafiliasi dengan kemapanan hidup tapi hanya memperhalus dan mendapatkan pengakuan pada lingkungan bahwa seseorang itu Sarjana muda, Sarjana atau Pasca Sarjana atau yang lainnya. Pahamnya cuma kalau sekolah tinggi dan nilainya bagus pasti nantinya bisa hidup mapan dan menyenangkan dan asumsi ini adalah salah besar. Lebih parahnya lagi pemerintah dengan UN lebih mempertegas lagi bahwa anak dinyatakan lulus sekolah harus mengikuti standar dinas pendidikan Indonesia yang pasti harus lulus UN, sangat parah lagi orang tua, lembaga, guru dan dinas tak mau di salahkan masyarakat maka otomatis menghalalkan segala cara untuk membikin anak didiknya lulus dan ini lebih gila lagi yang makin merusak moral bangsa sendiri.

Kenapa saya lebih memilih Kecerdikan daripada Kecerdasan ? yang nantinya sebagai kunci untuk mengukur seseorang atau anak, karena bagi saya kecerdikan lebih mudah di pahami oleh semua orang dan yang lebih menguntungkan lagi adalah kecerdikan hampir pasti berhubungan dengan kemapanan cara pikir seseorang untuk mencapai kemapanan kehidupan. Kecerdikan lebih bermanfaat dalam kehidupan dari pada Kecerdasan karena di atas sudah selalu saya tekankan bahwa kecerdasan tidak pernah berbanding lurus dengan kemapanan hidup tetapi kalau kecerdikan pasti berbanding lurus dengan kemapanan kehidupan.

Untuk mengukur kecerdikan tak perlu membuat soal yang bertele-tele dan melelahkan karena dengan soal yang tak tetulispun bisa di lakukan yang lebih hebat lagi orang yang tak bisa membacapun bisa kita test untuk kecerdikan hanya sekedar memberi pertayaan-pertanyaan secara lisan. Yang lebih hebat lagi jika sekolah-sekolah saat ini banyak yang mengembangkan pendidikan model ini, karena nantinya masyarakat Indonesia paham bahwa tak perlu menangis untuk tidak lulus UN asal lulus di test kecerdikan, karena kecerdikan membawa seorang anak untuk lebih sukses di kehidupannya dari pada lulus test kecerdasan tetapi tidak bisa membawa seseorang ke kemapanan kehidupan.

Apa sih yang dicari manusia di dunia ?? pastinya hanya kemapanan kehidupan, memberi pada sesama, jabatan yang semuanya itu hanya bisa kita raih bukan dengan kecerdasan tetapi hanya dengan kecerdikan. Apakah anda setuju dengan opini ini ?? Kalau anda setuju pastilah anda salah satu manusia yang hidupnya tidak terlalu susah-susah amat dan pasti lebih mapan kehidupannya dari yang kebanyakan dan anda pasti bisa lebih mapan lagi kalau anda sudah mencampurkan dengan sedikit curang atau licik  he...............he...........karena orang yang punya usaha pastinya mempunyai pemikiran demikian, salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun