Mohon tunggu...
Angga Ardiyansyah
Angga Ardiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pekerja Bebas

Seorang mahasiswa yang mencoba mencurahkan pemikiran dan mengabadikan hidup, pengalaman hingga opini melalui tulisan dengan sejelas mungkin. Semoga tulisan yang dihasilkan dapat dicerna dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Cerita Orang-orang yang Tidak Biasa: Resensi Buku Orang-orang Biasa (Andrea Hirata)

13 Juli 2022   21:29 Diperbarui: 13 Juli 2022   22:25 2003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul Buku Orang-Orang Biasa (Sumber: Gramedia.com)

Identitas Buku:

  • Judul: Orang-Orang Biasa

  • Genre: Fiksi

  • Pengarang/Penulis: Andrea Hirata

  • Bahasa: Indonesia

  • Penerbit: Bentang Pustaka

  • Tahun Terbit: 2019

  • Tebal Halaman: ix+262 halaman

  • ISBN: 978-602-291-524-9

  • Harga: Rp89.000,00

Kabar gembira bagi para pecinta novel karya Andrea Hirata. Tahun 2019  rilis salah satu novel fiksi yang berjudul Orang-Orang Biasa. Novel ini menjadi buku ke-10 karya Andrea Hirata. 

Buku ini menjadi kali pertama Andrea Hirata menulis buku tema pendidikan yang dikemas dalam genre kejahatan. Novel satu ini berbeda jika dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya karena menceritakan tentang sekelompok orang yang berencana melakukan aksi jahat.

Novel Orang-Orang biasa diangkat dari kisah nyata seorang perempuan bernama Berlianti Putri yang gagal masuk ke jurusan kedokteran di sebuah kampus negeri karena terkendala masalah biaya. 

Oleh karena itu, alasan utama Andrea Hirata menulis novel Orang-Orang Biasa karena kekecewaan yang besar akan kegagalannya memperjuangkan seorang anak miskin yang pintar untuk masuk Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu.

Diawali dengan menceritakan sebuah kisah di suatu pulau yang tentram, aman, jauh dari permasalahan politik, dan tindak kriminal. Namun sayangnya pulau tersebut dibalut dengan kemiskinan. 

Pulau tersebut bernama Pulau Belantik. Meskipun ekonominya rendah, Pulau Belantik merupakan sebuah pulau kecil yang aman dan nyaman karena terhindar dari permasalahan politik, kriminal hingga permasalahan sekecil apapun itu.

Disamping itu, selama bertahun-tahun seorang inspektur dari kepolisian menganggur karena tidak pernah ada laporan mengenai tindak kejahatan di Pulau Belantik. 

Inspektur tersebut bernama Inspektur Rojali. Inspektur yang diceritakan mengidolakan seorang Shah Rukh Khan yang bekerja di Pulau Belantik hingga menceritakan sekelompok anak-anak kecil yang menjadi penghuni tetap Sekolah Dasar. 

Sepuluh sahabat yang berisi tokoh anak SD yang tidak punya cita-cita masa depan.  Berisi kumpulan anak Belantik yang terkumpul akibat nasib yang sama, duduk di bangku paling belakang. 

Debut Awaluddin merupakan murid cerdas yang tak peduli akan kecerdasannya dan membuatkan tekad bergabung dengan murid lainnya. Jadilah mereka sepuluh sahabat bersama Tohirin, Rusip, Sobri, Dinah, Debut, dan murid lainnya. 

Tahun berganti, anak-anak SD ini beranjak dewasa. Tidak ada perubahan yang signifikan, nasib mereka sekarang menjadi orang-orang serba kekurangan. Cita-cita waktu sekolah pun sirna, mereka hanya menjalani hidup layaknya orang-orang biasa tanpa adanya impian dan tujuan hidup. 

Hingga suatu saat terdapat sebuah berita luar biasa dari salah satu di antara mereka yakni Aini seorang anak perempuan Dinah, memiliki cita-cita yang luar biasa bahkan sangat mustahil mimpi itu dapat terwujud yakni ia ingin berkuliah di kedokteran. Akhirnya, mereka merencanakan sesuatu untuk membantu Aini yang ingin masuk fakultas kedokteran. 

Dibawah komando Debut yang cerdas ter susunlah sebuah rencana. 

Seperti yang kita tahu bersekolah di kedokteran tidaklah mudah dan murah, seolah-olah pendidikan dokter hanya untuk orang kaya saja pada saat itu. 

Selain itu kecerdasan yang dimiliki Aini sama seperti Dinah selaku ibunya, dan mereka pun tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai sekolah Aini. Lalu bagaimana bisa Dinah memenuhi niat baik untuk mewujudkan mimpi anaknya?

Di situasi itulah akhirnya tersebut peristiwa yang selama ini tak pernah terjadi di Belantik. Saat perayaan tahunan yang mengenang sejarah Belantik, tindak kejahatan yang luar biasa disusun dengan sangat matang. Inspektur kepolisian terutama Inspektur Rojali sangat bersemangat untuk menyelidiki dan menumpas kasus tersebut. 

Akan tetapi, kepolisian bahkan tidak mengetahui siapa pemilik tangan kotor itu. Jejaknya hilang layaknya seperti ditelan bumi, tidak ada bukti apapun yang dapat menjadi petunjuk. Masih menjadi misteri apakah ini sebuah tindak kejahatan yang nyata atau ada kejahatan di balik kejahatan ini?

Siapa dalang kejahatan di Belantik? Bagaimana dengan Inspektur? Bagaimana para sepuluh sahabat tersebut melewati masa-masa dewasa? dan juga Bagaimana rencana sepuluh sahabat dalam membantu mewujudkan mimpi Aini untuk sekolah kedokteran? Sebuah pertanyaan menarik yang akan terjawab pada saat membaca novel Orang-Orang Biasa. 

Dalam buku ini, Andrea Hirata menggunakan gaya penulisan yang berbeda dari novel-novel sebelumnya. Buku ini dikemas dengan alur cerita yang lebih sederhana dan memiliki banyak makna tersirat yang diceritakan. 

Sebagai pembaca, rasanya seperti disadarkan oleh tulisannya yang mengisahkan tentang kehidupan orang-orang biasa. Sebenarnya kisah ini sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita, hanya saja kita kurang menyadari atau bahkan cenderung untuk tidak menghiraukannya.

Di dalam buku ini juga, terdapat banyak kritikan yang cukup pedas untuk para petinggi dan orang-orang tingkat atas melalui dialog antar tokoh. 

Khususnya kritikan untuk dunia ekonomi dan pendidikan yang kurang memperhatikan hak masyarakat golongan bawah (ekonomi menengah ke bawah). Hal ini mengarah pada permasalahan pemerataan ekonomi dan pendidikan yang kurang merata.

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari novel ini diantaranya dengan menghargai pengorbanan orang tua, bekerja keras ketika ingin mendapat sesuatu,  berpikir kritis dalam menghadapi situasi apapun, dan bersikap jujur.

Buku ini juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami, akan tetapi terlalu banyak tokoh yang diceritakan pada tiap babnya sehingga kerap kali membuat pembaca lupa akan tokoh-tokoh dan cerita dari tokoh-tokoh tersebut.

Di akhir cerita penulis juga tidak terlalu memberi detail dalam perencanaan dan properti yang digunakan dalam meluncurkan dan menumpas tindak kejahatan. Banyak hal-hal yang sedikit menjanggal dalam menumpas tindak kejahatannya sehingga membuat pembaca berpikir kembali. 

Akan tetapi, peristiwa kejahatan tersebut tidak mudah tertebak karena ternyata memiliki berbagai maksud tersirat yang ingin disampaikan. Selain itu, klimaks cerita seperti berlalu begitu saja dengan cepatnya.

Buku ini membalut kemiskinan dan kebodohan dalam komedi, siapapun yang membacanya pasti akan tergelak tertawa atau bahkan menangis berurai air mata. 

Persatuan persahabatan yang kompak hingga usia tua digambarkan dengan menjalankan sebuah misi, jangan bayangkan mereka pintar. Mereka dahulu murid bangku paling belakang. Buku fiksi berjudul Orang-Orang Biasa ini cocok untuk dibaca oleh berbagai kalangan. 

Mengingat isi buku yang ringan untuk dibaca dibantu dengan bahasa yang muda dipahami. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak membaca salah satu novel karya Andrea Hirata ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun