Kebahagiaan memang sesuatu yang selalu diimpikan, akan tetapi pernahkah kalian merasa kebahagiaan yang kalian alami hanya berlangsung sesaat atau hanya sekedar tawa lepas saja bahkan cenderung selalu merasa kurang?
Mungkin ada baiknya kita berkenalan dengan istilah Hedonic Treadmill atau Hedonic Adaptation yang mungkin sering kita alami tapi tidak kita sadari.
Pengertian Hedonic Treadmill
Jika kita bedah perkata, Hedonic berarti mengarah pada mencapai kesenangan atau kebahagiaan. Sedangkan Treadmill merupakan suatu alat yang umumnya digunakan untuk berjalan atau berlari tanpa berpindah tempat.
Jika kita kaitkan dari hasil bedah perkata, Hedonic Treadmill merupakan sebuah upaya untuk mencapai kebahagiaan dan merasakan kebahagiaan tersebut tetapi kebahagiaan yang dirasakan bersifat tetap/hanya diam di tempat meskipun kita sudah mencapai apa yang kita inginkan.
Oleh karena itu, banyak sekali orang (terutama anak muda) yang meyakini bahwa dengan meningkatkan gaya hidup mereka maka akan semakin meningkatkan rasa bahagia mereka. Padahal kenyataannya adalah hal tersebut hanyalah kebahagiaan semu yang membuat selalu tidak puas sehingga sulit merasakan bahagia dan berujung pada usaha mendapatkan suatu keinginan dalam rangka mencapai kepuasan yang tak ada ujungnya.
Contoh Hedonic Treadmill
Contoh yang paling sering kejadian seperti terdapat kondisi dimana seseorang ketika gaji/penghasilannya naik, maka tingkat kebutuhannya juga ikut naik (gaya hidupnya naik). Bahkan bisa jadi cenderung selalu merasa kurang dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam hedonic treadmill seseorang tidak akan pernah bisa membagi penghasilannya untuk berbagai prioritas dalam bentuk persenan baik itu tabungan, kebutuhan pokok, investasi dan sebagainya.Â
Adanya "penyakit" yang namanya hedonic treadmill seseorang akan selalu merasa kurang dan kurang terus dengan kebutuhan yang harus dilengkapinya. Semestinya penyakit demikian harus segera dihilangkan dari pola pikir dan perilaku, karena ini akan mengganggu kehidupan manusia baik kehidupan pribadi hingga berdampak pada kehidupan orang lain jika semakin parah.
Bisakah Kita Menghentikan Hedonic Treadmill?