Sinopsis Film Kembang Api, Semua Generasi Bisa Terkena Mental Health Problem!

Link

https://www.netflix.com/watch/81678777?trackId=255824129&tctx=0%2C0%2C75545951-8924-40b9-8693-6334351740be-314243301%2C75545951-8924-40b9-8693-6334351740be-314243301%7C2%2Cunknown%2C%2C%2C%2C%2CVideo%3A81678777%2CminiDpPlayButton

Sinopsis Film

Film Kembang Api mengangkat isu kesehatan mental yang tengah mengalami peningkatan di Indonesia. Film ini memberikan gambaran bahwa kesehatan mental itu dapat diderita oleh siapa saja tanpa mengenal batasan usia. 

Selain itu, film ini juga menggambarkan sifat manusia yang sering kali menggampangkan masalah orang lain. Banyak manusia yang sering membanding-bandingkan masalah yang diderita dan merasa masalah yang dimiliki lebih berat dibandingkan dengan masalah orang lain. 

Pesan yang ingin disampaikan melalui film Kembang Api adalah seberat apapun masalah yang kita miliki, kita harus terus mencari alasan untuk hidup. Film ini juga mengajarkan kita untuk selalu melihat masalah dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan beragam solusi. 

Film Kembang Api menampilkan empat tokoh utama yakni Fahmi (diperankan oleh Donny Damara), Raga (diperankan oleh Ringgo Agus Rahman), Sukma (diperankan oleh Marsha Timothy), dan Anggun (diperankan oleh Hanggini Purinda Retto). Mereka berempat diceritakan memiliki permasalahan hidup dan berasal dari generasi yang berbeda-beda. 

Hal ini tentu memperlihatkan adanya gap atau jarak di antara mereka. Fahmi yang berasal dari generasi baby boomer dengan permasalahan dalam dunia kerjanya, Sukma yang berasal dari generasi X dengan permasalahan rumah tangganya, Raga yang berasal dari generasi Y dengan permasalahan dunia kerjanya, dan Anggun yang berasal dari generasi Z dengan permasalahan yang terjadi di sekolahnya. 

Awalnya mereka tidak saling mengenal satu sama lain namun pada akhirnya terhubung dalam satu grup aplikasi chat dengan identitas samaran yang cukup unik. Nama samaran ini seperti Langit Mendung, Tengkorak Putih, dan Anggrek Hitam. 

Dalam grup chat tersebut mereka sama-sama membahas keinginan untuk mengakhiri hidup. Hingga pada akhirnya mereka berempat sepakat untuk mengakhiri hidupnya bersama-sama. 

Mereka menganggap bunuh diri merupakan jalan yang paling tepat untuk mengakhiri hidup. Mereka merasa tidak menemukan jalan terbaik untuk menghadapi permasalahan hidup yang tengah dihadapi. Mereka hanya melihat jalan buntu dan rasa ketakutan yang menyelimuti hidup.