Dewasa ini semua kalangan masyarakat disuguhkan dengan kemudahan dalam menjangkau internet. Terlebih dengan hadirnya media sosial seperti Youtube, Tiktok dan Instagram yang kemudian siapapun penggunanya diberikan ruang dalam memproduksi berbagai konten untuk dapat dipublkasikan kepada pengguna media sosial lainnya di seluruh dunia. Tidak mengherankan apabila peluang-peluang baru tersebut kemudian mendorong munculnya dunia baru di bidang marketing sehingga lahirlah digital marketing, social media marketing dan content management. Munculnya turunan produk-produk digital tersebut sudah jelas akan memberikan banyak efek baik dan juga buruk pada masyarakat.
Bagi mereka yang menggunakan ponsel pintar atau smart phone tentunya sudah tidak awam lagi dengan adanya toko berbasis media aplikasi online atau e-commerce sepertihalnya Shopee. Hal tersebut diketahui sebagai strategi oleh industri dalam upaya mempertahankan usahanya di tengah goncangan era digitalisasi. Bersamaan dengan maraknya berbagai konten yang bertebaran di berbagai platform media sosial, para content creator kemudian juga mulai membuat sebuat tren video yang disebut oleh mereka sebagai racun shopee. Oleh Armida, S. R. (2021) istilah tersebut diidentifikasi memiliki makna pemberian rekomendasi atau testimoni dari conten creator kepada pengguna media sosial. Tren racun shopee ini bertujuan mengajak pemirsanya agar membeli barang yang direkomendasikan.
Fenomena maraknya tren ini dapat diindikasikan cukup kuat pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja. Menurut Kotler & Keller (2009) bahwa tahapan pertama seorang konsumen ketika akan membeli adalah munculnya keperluan akan suatu produk. Melihat kondisi saat ini, pendapat tersebut dapat dinilai sudah tidak relevan mengingat masyarakat kini tidak lagi berbelanja hanya karena ingin membeli barang yang mereka butuhkan. Keinginan untuk membeli barang dapat pula muncul ketika orang-orang menyaksikan video konten racun shopee di media sosial. Konten racun shopee mampu mendorong mereka untuk tertarik berbelanja meskipun produk tersebut bukan merupakan kebutuhannya. Dari pemahaman tersebut dapat pula diketahui bahwa rasionalisasi dalam menentukan suatu tindakan akan semakin jarang dilakukan oleh masyarakat.
racun shopee menjadi viral, dapat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti cotent creator yang memiliki banyak pengikut atau followers, produk yang ditawarkan berkualitas baik dibarengi dengan harga yang murah dan beberapa foktor lannya. Tak jarang juga foktor penyebabnya adalah kkemampuan sang content creator dalam mengemas video tersebut sehingga menarik.
Jika dilihat dari segi positifnya bagi konsumen mengenai tren racun shopee adalah bagaimana konten tersebut dapat meningkatkan kepercayaan mereka ketika berbelanja. Dengan melihat terlebih dahulu hasil testimoni dari content creator terhadap suatu produk, konsumen kemudian dapat lebih yakin dalam memilih untuk membeli ataupun tidak. Pemasaran melalui konten atau yang disebut sebagai contetnt marketing ini merupakan salah satu bentuk dari digital marketing dan metode ini dinilai sebagai taktik pemasaran yang jitu.
Meski dengan semakin canggihnya siasat penjual ketika menawarkan produknya, hendaknya pembeli juga semakin cerdas dalam menentukan keputusan terkait untuk apa uang mereka akan digunakan. Aktivitas berbelanja yang dilakukan secara bijak salah satunya adalah dengan selalu mengingat dan menimbang apakah produk tersebut akan bermanfaat atau sebaliknya, tidak akan terpakai. Selain itu, konsumen harus memperhatikan pula terkait budget yang dimiliki agar sesuai dengan berapa jumlah yang akan dihabiskan.
Referensi:
Armida, S. R. (2021, September 29). Racun Shopee Menjadi Racun Masyarakat. SDGsummit.id. Diakses pada 07 Oktober 2022, dari https://sdgsummit.id/sdgs- now/racun-shopee-menjadi-racun- masyarakat/#:~:text=Istilah%20ini%20merujuk%20kepada%20konten,ataupun%20rek omendasi%20atas%20suatu%20produk
Kotler, P. & K. L. Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi 13. alih bahasa Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H