Mohon tunggu...
Ngadiyo -
Ngadiyo - Mohon Tunggu... -

Pengajar Bahasa Inggris, Konsultan Pendidikan Bilingual dan penulis. “How to Handle Masturbation” (2010) adalah buku pertamanya. Ia mengisi kolom Tumbuh Kembang di Majalah Embun. \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

4 April 2012   13:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:02 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memang tidak hidup di zaman Jepang. Karena aku lahir tahun 1984. Sementara Jepang melakukan invasi militer tahun 1942-1943. Tetapi dengan membaca sastra aku benar-benar memahami bagaimana militer Jepang memberlakukan fasisnya yang sangat menyengsarakan rakyat. Salah satunya, karena militer Jepang sudah tidak bisa lagi memasok perempuan penghibur, aku sebut saja perek yang bisa didatangkan langsung dari Jepang, Miyabi belum lahir ya waktu itu, atau dari Korea dan Cina karena Amerika dan sekutunya menyatakan perang pada Jepang merampas mimpi-mimpi remaja Indonesia menjadikannya pemuas nafsu belaka. Karena Jepang yang menyuarakan dirinya sebagai Cahaya Asia menduduki Indonesia di segala bidang.
Kali ini, Pram menyoroti bagaimana militer Jepang merayu perawan remaja dari golongan priyayi dengan janji-jani manisnya yang katanya akan disekolahkan di Tokyo ternyata berujung menjadi perempuan penghibur untuk melayani hasrat seksualnya. Mereka para gadis remaja sebenarnya sangat tidak direstui oleh orang tuanya. Tapi apa boleh buat, sistem kerukunan yang dibuat Jepang dengan memilih tokoh berpengaruh, para kaum priyayi, membuatnya harus rela melepas kepergian gadis-gadis malang yang tidak akan pernah tahu nasibnya, karena Jepang tidak mungkin sesuai janjinya, menyekolahkan mereka ke Tokyo. Karena kita ini sedang dijajah, direnggut segalanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun