Kata pejabat dan penjahat adalah kata yang berima akhir sama. Kedua kata tersebut berakhiran -at. Makna kata pejabat adalah orang yang memiliki jabatan sedangkan makna kata penjahat adalah orang yang berperilaku jahat. Menurut maknanya, kedua kata tersebut bertolak belakang. Pejabat memiliki makna "positif" sedangkan penjahat bermakna "negatif".
Namun, belakangan ini rupanya sudah terjadi pergeseran esensi dari makna kedua kata tersebut. Artinya, esensi dalam kenyataan kehidupan sehari-hari pejabat dan penjahat itu hampir sama atau bahkan sama. Perilaku pejabat hampir sama dengan perilaku penjahat. Demikian juga perlakuan terhadap penjahat hampir sama dengan penjahat.
Contoh yang masih segar dalam ingatan kita adalah kasus Nazarudin. Nazarudin itu siapa? Ia pejabat atau penjahat? Dalam perjalanan hidupnya ia memang pejabat. Ia menjadi direktur di banyak perusahaan dan ia sebagai bendahara umum parpol besar di negeri ini. Selain itu, ia juga seorang "penjahat". Maaf, mestinya belum boleh menyebut "penjahat" karena dalam hukum, menganut azas praduga tak bersalah. ia belum disidangkan dan belum dijatuhi vonis di pengadilan. Namun, dilihat dari tanda-tanda perilakunya yang berlari-lari sebagai buronan maka bolehlah ia disebut "penjahat". dengan demikian, ia dapat dikatakan "pejabat sebagai penjahat" atau "penjahat sebagai pejabat".
Lalu, bagaimana perlakuan yang diberikan kepada pejabat dan penjahat? Pemerintah dan masyarakat hampir sama dalah memberikan perlakuan kepada keduanya. Dalam salah satu kasus yang dilakukan oleh "pejabat dan penjahat" bung Nazar misalnya, pemerintah memberikan perlakuan yang luar biasa. Keamanan dan keselamatan Nazar, seolah-olah menjadi pertaruhan pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia sehingga pemerintah allout untuk menhamankannya. Maka disiapkanlah tim khusus, pesawat khusus/carter, dan "hotel" khusus untuk kepulangan Bung Nazar.
Tak kalah ketinggalan dengan pemerintah, masayarakat pun, terutama masyarakat media, memberikan sambutan yang luar biasa. Tiap hari kasus Bung Nazar menjadi Hide Line News di media cetak maupun elektronik. Bahkan salah satu media elektronit membuat laporan khusus yang menyiarkan tiap detik perkembangan kedatangan Bung Nazar. Bung Nazar menjadi tokok 2011 yang "karier"nya dijadikan topik dalam diskusi/seminar. Luar biasa. Hebat kan negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H