Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Paradigma Sehat" Mulai Menggaung

16 April 2017   23:15 Diperbarui: 18 April 2017   21:23 2784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banggakah kita ketika Indonesia semakin maju mengembangkan teknologi mutakhir untuk menatalaksana penyakit?

Banggakah kita ketika seorang dokter memiliki jumlah pasien yang sangat banyak?

Banggakah kita ketika Puskesmas berlomba-lomba meningkatkan dan memvariatifkan kapasitas (sarana) kuratif ketimbang promotif-preventif?

Jika jawabannya "iya" artinya kita masih menganut "paradigma sakit", yang notabenenya sudah "menjamur" di masyarakat. Saat ini Kementerian Kesehatan sedang mempromosikan "paradigma sehat" yang dikemas dalam GERMAS.

GERMAS adalah singkatan dari gerakan masyarakat yang diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk memiliki "paradigma sehat". Saat ini ada tiga pendekatan masif yang diimplementasikan untuk mengembalikan Puskesmas ke fitrahnya sebagai promotif-preventif, yaitu melalui BPJS Kesehatan (kunjungan sehat), Akreditasi Puskesmas (Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM), dan Program Keluarga Sehat.

Penulis selalu ingat dengan konsep pencegahan penyakit yang dibagi menjadi pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer adalah mencegah terjadinya penyakit. Pencegahan sekunder adalah deteksi dini penyakit dan segera mengobatinya untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pencegahan tersier adalah pemulihan (rehabilitasi) untuk mencegah terjadinya kecacatan dan kematian.

Pencegahan primer dilakukan dengan promosi kesehatan, perlindungan umum, dan khusus. Dalam kasus Tuberkulosis (TB) misalnya, pencegahan primer dapat dilakukan dengan melakukan edukasi kepada seluruh masyarakat Indonesia mengenai penyakit TB, gejala, dan langkah awal yang harus dilakukan ketika menjumpai terduga atau pasien TB. Promosi kesehatan juga dilakukan untuk mengajak masyarakat untuk peduli kesehatan diri sendiri dan orang sekitarnya (sesuai dengan konsep GERMAS). Tidak sampai disitu, di tahap awal ini penggiat kesehatan harus membantu "meluruskan" stigma masyarakat bahwa pasien TB adalah penyakit "guna-guna" dan tidak dapat disembuhkan. Sehingga pasien TB seringkali merasa malu atau dikucilkan dari masyarakat. Padahal TB dapat disembuhkan dengan angka keberhasilan pengobatan mencapai 90-100%.

Promosi kesehatan juga dilakukan dengan meminta masyarakat yang sehat untuk menjalankan perilaku CERDIK dan SEHAT, menjalankan etika batuk dengan baik, dan tidak sembarangan meludah. Perlindungan umum dan khusus dilakukan dengan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan masker, terutama pasien TB wajib untuk menggunakan masker selama pengobatan sampai dengan semnuh. Masyarakat pun saat berada di transportasi atau tempat umum dan pekerjaan yang sering terpajan polusi sebaiknya menggunakan masker untuk mencegah penluaran penyakit dan rusaknya paru akibat polusi udara.

CERDIK adalah
Cek kesehatan rutin,
Enyahkan asap rokok,
Rajin olahraga,
Diet seimbang,
Istirahat cukup,
Kelola stress dengan baik.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan mendeteksi dini penyakit, pengobatan segera untuk mencegah kecacatan/komplikasi karena penyakit. Dalam kasus TB dengan adanya GERMAS diharapkan dapat menemukan kasus TB sedini mungkin untuk diobati sesuai TOSS TB: Temukan TB dan Obati Sampai Sembuh. Dengan bekal pengetahuan pada pencegahan primer di atas, diharapkan masyarakat dapat mengenali gejala terduga TB dan segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Skrining TB juga wajib dilakukan oleh kontak serumah TB dan lingkungan sekitarnya.

Untuk mencegah cacat, pengobatan segera amat dibutuhkan. Perlu dukungan dan motivasi keluarga serta lingkungan untuk membantu pasien TB segera memulai pengobatan dan konsisten berobat sampai lengkap dan dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun