Difteri merupakan infeksi bakteri gram negatif Corynebacterium Diphteriae yang ditularkan dengan cara droplet melalui saluran pernafasan yang sering kali tidak memiliki gejala, tetapi mayoritas bergejala batuk, pilek, nyeri menelan, nyeri tenggorokan. Tanda khas pada kondisi awal adanya selaput putih / pseudomembran yang rapuh dan mudah berdarah di tenggorokan. Tanda khas kondisi lanjut adanya bullneck / pembesaran leher di kedua sisi kiri dan kanan. Difteri tidak seperti batuk pilek biasa karena dapat menimbulkan kematian dalam waktu 48 s.d 72 jam jika tidak dideteksi dini dan diberikan pengobatan langsung Antidifteri Serum (ADS) dan antibiotik. Tingkat kematian bisa mencapai 50 s.d 70 % jika tidak dideteksi dan pengobatan dini.
Empat langkah untuk mencegah difteri: memakai masker, rajin cuci tangan, lengkapi imunisasi tiga kali pada bayi, satu kali pada balita, tiga kali pada anak SD kelas 1,2,5, dan deteksi dini dengan cara melakukan pemeriksaan pada tenggorokan saat sakit tenggorokan / menelan / batuk pilek untuk mendapat pengobatan segera.
Empat langkah investigasi untuk semua kontak erat pada kasus terduga / positif Difteri: swab tenggorokan, minum profilaksis antibiotik eritromisin selama 7 hari, lengkapi imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat (pakai masker, cuci tangan).
"Imunisasi Lengkap, Indonesia Sehat".
Ngabila Salama,
Praktisi Kesehatan Masyarakat /
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan /
Anggota Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat untuk Program Kesehatan Prioritas /
Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H