Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bicara Kesehatan Masyarakat 5 Level of Prevention, 9 Tatanan, Kolaborasi Pentahelix, Tim Akar Rumput

7 Juli 2023   16:10 Diperbarui: 9 Juli 2023   08:21 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sembilan Tatanan Hidup Sehat (Dok. Dinkes)

Tadi saya banyak diskusi dengan akademisi mengenai fenomena obesitas dan diabetes melitus (DM) terutama pada anak di Indonesia yang terus meningkat. Kita ketahui Diabetes Melitus daan hipertensi adalah silent killer, mother of disease. Ibu dari berbagai penyakit lain baik menular dan tidak menular jika tidak di tatalaksana secara baik dan terkontrol. Saya sampaikan beberapa konsep penyebab dan solusinya:

  1. Kesehatan harus kontinyu mengikuti life cycle. Kita harus memastikan kesehatan terus berkelanjutan sesuai siklus shidup dan diperhatikan, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan anak, saat di dalam kandungan sampai dengan usia 2 tahun
  2. Baik overweight & underweight bahkan sampai stunting menurut saya ada 4 cara mencegahnya: konsumsi protein hewani yang cukup dengan mengurangi atau menghentikan belanja rokok, imunisasi rutin lengkap 15 antigen gratis dari pemerintah untuk mencegah penyakit menular wabah, siapkan mental dan fisik calon ibu, dan deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan per bulan di posyandu. Stunting dan obesitas jika ketemu sudah sangat terlambat karena stunting pun sudah terjadi pendek dan anak yang tidak pintar seperti menemukan kanker stadium akhir / stadium 4. Padahal di stadium 1 ada weight faltering (1 T), stadium 2 gizi kurang, stadium 3 gizi buruk. Mengatasi malnutrisi baik undernutrition / stunting dan overweight seharusnya sama. Karena malnutrisi itu tidak hanya gizi kurang, tapi juga obesitas. Pajanan asap rokok sudah banyak terbukti dari studi menyebabkan gangguan pertumbuhan, perkembangan, dan menyebabkan malnutrisi baik underweight dan overweight pada anak. Bahkan bisa menyebabkan sindrom metabolik.
  3. Efek dari long covid-19 pandemi ini terhadap diabetes melitus terutama pada anak juga perlu dipikirkan
  4. Memberi edukasi dan menyiapkan fisik dan mental kepada calon ibu sangat penting untuk memberikan pola makan dan pola asuh terbaik untuk anak sehingga tidak memberikan makanan dengan komposisi buruk tidak sesuai isi piringku yang dianjurkan kementerian kesehatan republik indonesia / kemenkes RI. Contoh penyiapan fisik ibu dengan mencegah anemia kronis dengan imunisasi lengkap untuk cegah infeksi akut berulang dan kronis, obat cacing anak SD, tablet tambah darah remaja dan ibu hamil. Jangan sampai anak hanya diberikan nasi dan gorengan sehari-hari.
  5. Konsep 5 level of pevention sangat penting untuk pencegahan primer (cegah sakit), sekunder (cegah komplikasi dan kecacatan), tersier (cegah kematian), bisa di cek di postingan saya disini lengkapnya tentang 5 level of prevention: https://www.kompasiana.com/ngabilasalama/647d413c4addee4dc31f3522/kesehatan-masyarakat-jantung-kesehatan-indonesia-pandangan-ngabila-salama
  6. Intervensi di sembilan tatanan secara komprehensif dan berkesinambungan. Terdapat 9 tatanan yaitu: Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum, Kawasan Sarana lalu lintas yang Tertib dan Pelayanan Transportasi, Kawasan Pertambangan Sehat, Kawasan Hutan Sehat, Kawasan Industri dan Perkantoran Sehat, Kawasan Pariwisata Sehat, Ketahanan Pangan dan Gizi, Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri, dan Kehidupan Sosial yang Sehat. Cek juga tulisan saya disini tentang hidup sehat di perkantoran: https://www.kompasiana.com/ngabilasalama/648fbbde08a8b536ed734d02/rapor-kesehatan-pegawai-wujud-implementasi-urban-health-dan-penguatan-wisata-kesehatan di setiap tatanan dipastikan ada satgas kesehatan, agent of change, dan rapor kesehatan anak sekolah dan pegawai
  7. Peran pasukan akar rumput sangat penting: RT, RW, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, satgas kesehatan di 9 tatanan, dokter kecil, dll
  8. Sinergi pemerintah pusat sangat penting dengan pemerintah daerah, bisa dilakukan dengan monev bersama masalah implementasi kebijakan secara teknis yang dapat ditindaklanjuti segera. Dapat terus mengaktifkan konsep korwil.
  9. Kolaborasi pentahelix adalah yang terbaik. Pemerintah adalah penjahit utama kolaborasinya. Unsur dari pentahelix: pemerintah, pelaku usaha / swasta, masyarakat, akademisi dan mahasiswa, dan pers. Kita semua puzzle tiap dari kita penting yang tidak dapat digantikan satu dengan yang lain. Kolaborasi dapat membuat goal bersama win-win solution dengan effort dan penganggaran yang efektif dan efisien. Sistem hibah juga sangat baik. Semoga Kementerian Kesehatan memiliki biro khusus kerjasama kolaborasi pentahelix dan hibah ini.
  10. Contoh nyata yang saya berikan: harus ada kampanye masif dan DM dianggap kejadian katastropik seperti pandemi COVID-19 kemarin, menjadikan masyarakat aware dan menganggap ini permasalah kesehatan yang serius. Contoh di balikpapan dan Daerah Istimewa Yogyakarta / DIY ada contoh gerakan dari bupati untuk semua warga bersama mengurangi konsumsi gula. Atau kita juga bisa menjadikan aplikasi Jakarta Kini / JAKI dan Jaksehat milik Pemda DKI Jakarta atau SATUSEHAT milik Kemenkes RI untuk menjadi superapps kesehatan warga. Akan ada mekanisme reward dan puninshment / insentif dan disinsentif untuk warga yang makin sehat dan cegah sakit. Kita bisa membuat aplikasi integrasi: skrining mandiri berkala, drivethru cek tensi dan gula darah berkala seperti drivethru rumah makan cepat saji, menaruh jumlah kalori makan dan cemilan, jika warga makin aktif dalam aktivitas fisik, defisit kalori, tidur cukup, dll akan mendapat insentif voucher makanan sehat, dll. Hal ini bisa menjadi report berkala bagi warga dan instansi untuk memantau kondisi kesehataannya. Dapat juga terintegrasi dengan data BPJS untuk memberikan insentif dan disinsentif pada fasilitas kesehatan yang mengedepankan CEGAH SAKIT.
  11. Berikut tulisan Prof. Laksono staf khusus menteri kesehatan mengenai program pencegaham DM di Balikpapan dan DIY. Sedang proses membuat modul untuk edukasi oleh influencer lokal: https://diabetes-indonesia.net/pendampingan-manajemen-program-pengendalian-penyakit-diabetes-melitus/ .

Ngabila Salama

Praktisi Kesehatan Masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun