Mohon tunggu...
Ngabila Salama
Ngabila Salama Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Dokter PNS Dinas Kesehatan DKI Jakarta

Sebuah opini dari dr. Ngabila Salama, MKM - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta - Sekretaris Umum Organisasi Dokter Alumni SMANDEL Jakarta - Pengurus IDI Wilayah DKI Jakarta - Mahasiswa S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM UI - Ibu tiga anak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penyakit Menular Wabah Perlu Surveilans Kuat dan Cakupan Imunisasi Tinggi Merata di Indonesia

11 Juni 2023   11:32 Diperbarui: 12 Juni 2023   09:10 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Triple burden disease (sumber: google)

Indonesia dihadapkan pada triple burden disease, terdapat ancaman dimana penyakit menular, tidak menular, dan new emerging disease dapat terjadi bersamaan. Sejak 24 Januari 2020 pertama kali ditemukan kasus COVID-19 di Jakarta dan Indonesia alhamdulillah kemarin terbit SE satgas no 1 tahun 2023 pada 9 Juni 2023 tentang perjalanan dalam dan luar negeri. Vaksin dianjurkan sudah dosis ke-4 tetapi tidak lagi dijadikan syarat perjalanan juga menggunakan masker tidak diwajibkan kecuali sedang sakit atau mencegah faktor risiko tertentu. Akan tetapi covid19 akan terus ada disekitar kita walau bisa dikatakan mirip dgn flu biasa tapi perlu tetap diwaspadai pada kelompok rentan yang memiliki komorbid HT, DM, penyakit jantung, gagal ginjal kronik, TBC, HIV, ibu hamil, anak, dan lansia. Vaksinasi 4 kali terbukti menurunkan risiko keparahan dan kematian akibat COVID-19 dari berbagai variant of concern yang ada.

Akan tetapi tidak dipungkiri dampak dari hampir 3,5 tahun kita berjuang melawan COVID-19 dengan sinergi pemerintah pusat dan daerah serta kolaborasi pentahelix swasta, masyarakat, akademisi dan mahasiswa, media dimana pemerintah sebagai penjahit kolaborasinya, juga tak lupa peran forkompimda TNI Polri, kita jumpai beberapa ancaman penyakit menular potensial wabah lainnya termasuk PD3I. 

Menurunnya cakupan imunisasi anak selama 2020 dan 2021 meningkatkan kasus campak dan rubella di Jakarta pada 2022. Difteri juga mulai mengancam dgn adanya potensi kenaikan kasus pada 2023. Di Indonesia sendiri di beberapa daerah di Aceh dan Purwakarta ditemukan kasus polio baru tentunya surveilans lumpuh layuh akut perlu ditingkatkan. 

Pemerintah menyiapkan setidaknya 12 antigen imunisasi GRATIS untuk anak balita, anak SD, dan dewasa. Semoga cakupan imunisasi lebih bisa ditingkatkan. Surveilans dan imunisasi adalah dua hal kuat yg tidak dapat dipisahkan. Cegah sakit dengan imunisasi lengkap, memakai masker dan alat pelindung diri, pola hidup sehat. Mencegah kecacatan komplikasi dan kematian tentunya diperlukan deteksi dini dengan surveilans yang kuat berbasis fasilitas kesehatan dan masyarakat serta dilanjutkan pengobatan dini yang adekuat.

Pada tahun 2022 kita juga menemukan adanya kasus hepatitis virus misterius, gagal ginjal akut progresif atipikal / GGAPA, dan 1 kasus import case monkey pox di jakarta dari luar negeri. Perlu terus ditingkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular wabah emerging baik itu new dan reemerging disease. Perlu penguatan pasukan akar rumput yaitu kader, RT, RW tokoh masyarakat dan tokoh agama utk meningkatkan surveilans aktif berbasis masyarakat dan meningkatkan cakupan imunisasi yg tinggi, merata, bermutu.

Ngabila Salama,

Praktisi Kesehatan Masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun