Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Sastra sebagai Seni dalam Kehidupan

26 November 2020   10:26 Diperbarui: 26 November 2020   10:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni sastra (sastra sebagai karya seni) merupakan proses kreatif seniman berupa ekspresi pengalaman jiwanya mengenai kehidupan manusia dengan media tertentu menjadi karya seni.

Melalui media bahasa yang estetik (indah) seniman dapat menciptakan seni sastra berupa karya sastra seperti novel, puisi, cerpe, drama, dan lain sebagainya. Seniman yang menciptakan karya sastra/seni biasa disebut denganpengarang/penyair.

Keindahan dari seni sastra dibangun oleh seni kata. Seni kata adalah penjelmaan dari pengalaman jiwa yang diekspresikan ke dalam keindahan kata. Seni sastra bersifat imajinatif, walaupun seni sastra bersifat imajinatif, namun seni sastra ini bermula dari kenyataan hidup yang obyektif. Dia berangkat dari kejadian kejadian dalam kehidupan nyata yang dapat dihayati, dirasakan dan dimengerti.

Pada karya sastra, faktor-faktor yang berasal dari kejadian- kejadian dalam kehidupan yang diangkat itu menjadi fiksi atau imajinatif. Meskipun karya sastra menggunakan bahan-bahan dari kenyataan obyektif (realita yang hidup di masyarakat), kenyataan imajinatif dalam karya sastra tidak identik lagi dengan kenyataan obyektif tadi.

Hal ini dikarenakan fakta-fakta dan kenyataan-kenyataan yang hidup di dalam masyarakat tersebut ditanggapi, dihayati, dan didaptasi sedemikian rupa oleh imajinasi pengarang, sehingga kita jumpai dalam karya sastra adalah tokoh-tokoh, keadaan atau peristiwa fiksi atau bersifat imajinatif.

Karya sastra yang berisi pemikiran-pemikiran, gagasan-gagasan, kisah dan amanat penutur dapat berkomunikasi dengan penikmat sastra apabila pembaca mampu mengapresiasinya dengan baik.

Untuk dapat mengapresiasi sastra dengan baik penikmat tentulah harus ada rasa cinta, terhadap karya sastra. Hal ini dapat dipupuk dengan menumbuhkan dan mengebangkan minat untuk mengenal dan menghayati secara intensif karya sastra itu.

Upaya mengapresiasi (mengenal dan menghayati) karya sastra dapat ditempuh dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, atau pun mendengarkan pembacaan karya sastra. Selain itu penikmat sastra harus memiliki cita rasa seni yang tajam dan halus, mempunyai pengetahuan dan wawasan sastra yang cukup luas, misalnya mengetahui latar belakang penulis atau latar belakang budaya yang melekat pada karya sastra tersebu, seperti contohnya kita tidak akan bisa memahami cerita "Si Kabayan" tanpa mengetahui kebudayaan sunda. Dengan mengapresiasi karya sastra penikmat dapat memperoleh manfaat dari karya sastra

Di Indonesia sendiri Sastra berkembang melalui cerita rakyat dan mitos-mios seperti mantra yang berkembang di masyarakat melalui mulut ke mulut , seperti misalnya adanya cerita legenda gunung Tangkuban Perahu, cerita Si Kabayan, Cerita malin Kundang dan cerita lainnya. Cerita-cerita tersbut seing digunakan sebagai dongen kepada anak anak sampaisaat ini sebagai hiburan. Dan eiring berjalannya waktu Sastra terus berkembang samapai saat ini.

Terima Kasih

Salam Dari penulis

Nurul Furqon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun