Mohon tunggu...
Najib Fachruddin Thoha
Najib Fachruddin Thoha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Paradoks Etnik Pujangga

Menulis buku Kumpulan Puisi Masa Transisi, Sajak Luka Kehidupan (antologi), Solusi Pembelajaran Online (antologi), Hilang & Kenang (antologi). Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Blambangan. Mengelola blog pribadi rudinperfect.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Persengkokolan Alam Semesta

21 Maret 2021   09:45 Diperbarui: 21 Maret 2021   10:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihat bulan itu! Sedari tadi dia menghardikku. Aku tak berani memandangnya, matanya mendelik kepadaku. 

Mendung tak ada malam ini, langit cerah secerah-cerahnya. Rembulan terang benderang, malam purnama kedua belas. 

Tak satupun awan berani menyapu langit. Bintang-bintang sekenanya keluyuran tak tahu aturan. Bertebaran bak ditumpahkan. Formasinya pun rancu. 

Angin malam berhembus semerawut. Jangkrik-jangkrik berceloteh berisik. Sekawanan tikus yang sejak lama menguasai loteng kamarku, kocar-kacir diuber kucing garong.

Aku malu pada semua ini. Kupingku ku sumbat dengan bantal. Alam semesta dengan lancang telah bersekongkol, mereka telah membuat kongsi untuk merayakan kesendirianku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun