Mohon tunggu...
Naufal AnggaraksaSatya
Naufal AnggaraksaSatya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia - Prodi Film dan Televisi

Naufal Anggaraksa Satya, 19 tahun. Senang memotret dan menangkap momen, serta menulis lagu sebagai media penyegaran hati dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Music

Bagaimana Komposisi Musik Memperkuat Penceritaan Film Animasi Pendek "My Friend Boogie"

21 Juni 2024   23:53 Diperbarui: 22 Juni 2024   00:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Perkembangan musik dalam film telah menunjukkan kemajuannya dari tahun ke tahun, mulai dari era 1940 -- an musik film dimainkan dengan cara live oleh ensambel orkestra, hingga pada masa kini di mana pembuatan musik dalam film dapat dilakukan secara mobile dengan dikerjakan di Digital Audio Workstation (DAW) melalui perekaman MIDI. Dalam konteks film, peran musik pengiring bukan hanya semata untuk meramaikan telinga para audiens yang hendak menonton sebuah karya film saja, tapi juga sebagai pengantar storytelling, serta sarana penguatan emosi dan mood dalam adegan -- adegan film. Hal ini dikarenakan eksplorasi musikal yang dilakukan dalam music scoring mengacu pada pesan yang sedang disampaikan di setiap adegannya; Menyocokkan komposisi visual, permainan alur cerita dengan aransemen musik yang pas penempatannya.

Film animasi adalah salah satu bentuk film yang sangat menekankan penggunaan komposisi musik, dikarenakan musik dapat turut serta membangun penceritaan dan penekanan latar waktu, tempat, juga suasana. Contohnya seperti scoring yang dicompose oleh Joe Hisaishi untuk film -- film karya Hayao Miyazaki di Studio Ghibli. Banyak film karya studio tersebut yang mempunyai musik yang ikonik. Memang penggunaan musik film animasi biasanya lebih imajinatif, dikarenakan karakteristik film animasi itu sendiri yang memang notabenenya lebih menekankan di dunia fantasi atau khayalan, yang tidak selalu terikat dengan realita. Penekanan imajinasi yang tergambarkan oleh tampilan visual yang eksploratif dipadupadankan dengan musik yang sureal, boleh jadi dikatakan sebagai identitas musik film animasi secara praktis. Ada juga film animasi yang hampir seluruhnya dibangun dengan aural, bahkan tak ada dialog sama sekali, seperti contohnya film animasi pendek "My Friend Boogie" karya mahasiswa Studio Animasi Film dan Televisi UPI.

Film yang digarap oleh mahasiswa -- mahasiswa Studio Film Animasi FTV UPI tersebut merupakan film yang mengusung tema kekeluargaan yang juga diberi bumbu fantasi dan dunia khayalan. Di mana realitas hanya digunakan sebagai pengenalan latar keadaan bagi penonton. Film ini bercerita tentang seorang anak yang kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari kedua orangtuanya yang memiliki kesibukannya masing -- masing, hingga ia bertemu dengan satu entitas yang dapat memberikan perhatian penuh kepadanya. Film ini berdurasi sekitar 7 -- 8 menit, disampaikan dengan bahasa layar, tanpa menggunakan dialog sama sekali. Dengan demikian, unsur yang harus ditekankan selain visual juga adalah audio. Dengan adanya permainan audio yang dinamis namun tetap terstruktur, penonton diharapkan untuk dapat menikmati alur penceritaannya dengan mendengarkan musik latar, serta merasakan adanya atmosfer suara dalam film ini.  Tempo dan irama scoring musik digunakan secara berbeda -- beda antar adegan. Instrumen yang digunakan pun dipilih beragam. Hal tersebut digunakan untuk mengantar alur cerita film yang notabenenya dibangun oleh unsur musik yang non---diagetic ini.

Selanjutnya mengenai bagaimana komposisi musik disusun dalam film ini. Film dibuka dengan iringan orkestra bernuansa ceria. Pesan yang ingin di -- deliver dalam adegan permulaan film ialah pengenalan karakter utama dalam My Friend Boogie, Ayla, anak kecil periang dengan latar suasana yang cerah dan hangat. Musik pembuka dimainkan dalam tempo allegro (120-156bpm) dengan menggunakan tangga nada major. Keputusan untuk memilih allegro disertai triplet dalam tempo serta pemilihan tangga nada major diambil berdasarkan kebutuhan penyampaian pesan dan nuansa kegembiraan yang kental di adegan pembuka. Dan untuk pengenalan karakter Ayla yang masih berusia dini serta penuh semangat, scoring untuk permulaan film ini diorkestrasikan dengan mengambil ensembel tonic percussion seperti xylophone, marimba, dan glockenspiel, dikarenakan kelompok alat musik tersebut identik dengan anak -- anak, keceriaan, dan kegembiraan.

Pada babak selanjutnya, di mana ditayangkan orang tua yang juga diceritakan amat sibuk sehingga tak mampu mengasuh Ayla, tensi musik berubah dengan mengalihkan penggunaan skala mayor menjadi minor, dan juga penggunaan alat musik yang minimalis; Dominan menggunakan piano elektrik dan synthesizer pad saja. Hal ini memperkuat penceritaan di mana akhirnya karakter utama menghadapi masalah pertamanya. Penggunaan alat musik yang sederhana dan skala musik yang minor ditujukan untuk meng-amplify nuansa yang berubah menjadi lebih melankolis. Secara aransemen, konsep layering instrumen yang cukup sederhana ini dibuat dengan maksud supaya penonton dapat lebih terfokus pada visualisasi yang terpusat pada perasaan sedih, tanpa terdistraksi oleh kombinasi tekstur orkestrasi dengan jumlah banyak.

 Terdapat adegan dunia khayalan di mana Ayla dibawa pergi oleh Boogie, sang entitas asing yang dijumpainya secara tiba -- tiba. Ayla merasakan sesuatu yang baru dan tak pernah dirasakan sebelumnya. Karena ini merupakan scene yang sangat imajinatif dan sarat akan fantasi,  maka tempo musik ditingkatkan menjadi lebih cepat dari adegan -- adegan sebelumnya, dengan pemilihan nada serta progresi chord yang lebih beragam, tidak terlalu repetitif. Hal ini ditujukan untuk membangun kesan antusias bagi Ayla, dan menambah "warna" pada set dunia khayalan itu. Untuk aransemennya, penggunaan wind section yang dominan dan string section sebagai pengiringnya dipilih sebagai representasi dari eksplorasi Ayla dan Boogie di dunia khayalan tersebut, karena memang biasanya wind section yang dominan dilantunkan untuk melambangkan antusiasme yang dirasakan. Layering instrumennya digunakan dengan jumlah yang cukup banyak, agar kesan semangat dan eksploratif-nya mampu tersampaikan pada penikmat karya animasi ini.

Pada adegan konflik, yakni terdapat adegan pertarungan dalam film tersebut, tensi musik sangat dinaikkan dikarenakan nuansa yang ingin ditekankan ialah ketakutan, perlawanan, dan perasaan terancam. Skala musik yang digunakan adalah skala phygrian, di mana skala musik tersebut dapat membawa kesan misterus, kecemasan, ketakutan, dan kekuatan besar, yang selaras dengan mood dalam adegan ini. Ditambah lagi dengan hentakan -- hentakan Brass Staccato yang repetitif dapat menciptakan suatu pola yang menambah kesan tegang. Pemilihan skala phygrian didasari oleh referensi scoring -- scoring terdahulu yang menggunakan skala phygrian. Seperti yang digunakan dalam musik pengiring pertarungan terakhir dalam videogame "Chrono the Trigger". Penggunaan skala phygrian dalam konteks yang ada di permainan video tersebut dirasa cukup memperkuat suasana perlawanan terhadap sesuatu yang besar dan berbahaya. Hal tersebut lah yang kemudian diadopsi dalam penciptaan komposisi musik untuk adegan konflik di My Friend Boogie ini. Selain dari komposisi, pemilihan aransemen yang didominasi oleh Brass Section dan perkusi -- perkusi dengan ritme yang intens juga menjadi elemen pendukung di dalam film ini.

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa mulai dari pemilihan instrumen, hingga penggunaan melodi dan juga skala musik dalam komposisi dapat membawa kesan yang berbeda -- beda. Dalam konteks musik film, hal tersebut sangatlah dapat menambah tensi terhadap penceritaan dan alurnya yang berbeda -- beda di setiap adegan, dengan memainkan komposisi sesuai dengan pesan yang ditujukan. Dalam film "My Friend Boogie" ini, hampir seluruh scene diiringi oleh musik latar yang mempunyai maksud dan tujuan sesuai dengan pengadeganan dan penceritaannya masing -- masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun