Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menghapus Stigma Pasar Piyungan,Dulu Kumuh Kini Jadi Pasar Sehat

15 Desember 2014   10:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:17 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menyebut nama Piyungan,kebanyakan para nitizen yang terbiasa berselancar di dunia maya pasti akan tertuju pada alamat sebuah situs fenomenal yang kerap meyajikan berita-berita panas. Berawal dari ketenaran situs tersebut,nama Piyungan pun ikut terdongkarak naik.Sayangnya tidak banyak masyarakat di luar Yogyakarta yang mengetahui letak persis dari Piyungan ini.Jika dilihat dari lokasinya,letak kota kecil bernama Piyungan ini sangat strategis sekali.Berada di ujung timur dari Kabupaten Bantul yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman di sisi utara dan Kabupaten Gunung Kidul di sisi timurnya.

Pasar Piyungan berada sangat strategis karena merupakan kawasan perlintasan ekonomi yakni sebagai pintu gerbang menuju kota Yogyakarta dari arah Wonosari, Gunungkidul dan Solo, Jawa Tengah.Gempa berkekuatan 5,9 SR yang melanda Bantul hingga Klaten pada tanggal 26 Mei 2006, telah menghancurkan semua bangunan dan barang dagangan milik para pedagang pasar Piyungan. Kerugian yang diakibatkannya mencapai milliaran rupiah.Bahkan ada pedagang dan pengunjung pasar piyungan yang menjadi korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Karena waktu kejadiannya di pagi hari dimana situasi pasar sedang ramai pengunjung.Setelah peristiwa gempa bumi tersebut,sebagian besar pasar-pasar rakyat yang ada di Yogyakarta lumpuh total.

Lokasi pasar Piyungan lama tersebut berada persis di depan pertigaan jalan menuju ke Prambanan, Sleman dan ke Pathuk, Gunung Kidul yang merupakan jalur utama pariwisata maupun perekonomian. Saat ini di lokasi pasar Piyungan lama tersebut sebagian telah dibangun areal kegiatan warga dan sebagian lagi dibiarkan tanah lapang kosong .


Kondisi pasar lama piyungan pasca gempa 26 Mei 2006 (dok.hadiyanta.com)

Sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab serta untuk mempercepat pemulihan kondisi perekonomian warga,Pemerintah kemudian membangun pasar baru yang berlokasi 300 meter sebelah barat dari pasar lama.Tepatnya terletak di sisi kanan jalan utama Yogya-Wonosari km12,5. Pasar baru seluas 2 hektar lebih tersebut dibangun dengan dana dari APBN sebesar 17 Milyar. Proses pembangunan Pasar Piyungan memakan waktu sekitar 1 tahun.Pasar Piyungan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Perdagangan waktu itu,Ibu Marie Elka Pangestu pada tanggal 16 Februari 2009. Dengan mengadopsi design pasar rakyat modern,bangunan Pasar Piyungan baru langsung terasa bedanya. Lantai pasar sudah berkeramik serta dikelilingi kios-kios yang berukuran 2x3 meter persegi dengan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung seperti tempat penitipan anak,tempat merokok, pengolahan sampah serta parkir kendaraan yang luas.Dan dengan kontruksi penerangan lampu dari atap,dengan tujuan untuk menghemat pemakaian listriknya serta membuat kondisi pasar menjadi lebih terang.Jadi Pasar Piyungan baru ini tidak kalah dengan pasar modern.

"Meski hujan lebat,masuk ke Pasar Piyungan kaki tidak akan berlepotan lumpur.Barang dagangan yang digelar para pedagang pun dijamin berkualitas," ujar Pak Suhadi,Lurah Pasar Piyungan saat ini.

Dalam melakukan pembagian kios dan los di lokasi pasar baru,pengelola pasar Piyungan berpatokan pada data pedagang di pasar lama.Jadi bila di lokasi lama,pedagang menempati kios,di pasar baru pun dia akan mendapatkan kios juga.Begitupun dengan pedagang yang menempati los.Dan itu semua diberikan gratis,tanpa ada tambahan biaya sewa ataupun biaya lainnya.Untuk menentukan lokasi kos serta los-nya,pengelola pasar melakukannya dengan cara diundi.Seiring berjalan waktu,dengan semakin banyaknya jumlah pedagang, berkontribusi meningkatnya jumlah retribusi pasar yang diterima oleh pengelola pasar. Pendapatan restribusi kios,los,arahan dan sampah dari tahun ke tahun semakin bertambah.Sebagai gambaran tahun 2009-2010 yang semula hanya 25 juta-an bisa bertambah menjadi 50 juta-an.Tahun 2014 ini sampai bulan Juni kemarin saja, jumlah retribusinya sudah mencapai 145 juta.Diperkirakan sampai akhir tahun jumlah retribusinya mencapai 300 juta. Pada tahun 2015 nanti ditargetkan pendapatan retribusi akan naik hingga mencapai 350 juta.

Tabel pendapatan retribusi Pasar Piyungan (dok.pri)

Pada awal mula pedagang pindah dari pasar lama ke lokasi pasar baru banyak para pedagang yang mengeluh omzetnya menurun drastis.Tidak banyak pengunjung yang melakukan transaksi pembelian.Berbeda dengan di lokasi lama yang selalu ramai pengunjungnya.Hal tersebut mungkin disebabkan karena masyarakat belum mengetahui pindahnya lokasi pasar ke lokasi yang baru. Pengelola pasar Piyungan bekerjasama dengan Karang Karuna Desa Srimulyo mengadakan berbagai event pertunjukan seperti pertunjukan kuda lumping,barongsai serta pertunjukan musik dangdut yang dilaksanakan di setiap hari Minggu.Tujuan dari diadakannya berbagai pertunjukan tersebut selain sebagai media promosi kepada warga masyarakat agar datang berbelanja di pasar baru Piyungan, juga untuk mengangkat potensi kesenian di sekitar lingkungan Pasar Piyungan.Terbukti,setelah event pertunjukan tersebut jumlah pengunjung pasar mengalami peningkatan. Omzet pedagangpun mulai meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun