"Memang benar semakin tinggi komposisi Butane maka tekanan gas dalam tabung juga semakin rendah. Tekanan Propane akan turun sekitar 1,6 bar jika komposisi Propane diubah dari 60% (6,7 bar pada temperatur 32 derajat C) ke 40% (5,1 bar pada temperatur 32 derajat C). Pertanyaannya berapa daya tahan tabung elpiji 12 Kg?
Sesuai dengan yang tertulis di tabung 12 kg, tabung tersebut didesain sanggup menahan tekanan sampai 31 bar (449.617 psi). Ini sesuai dengan spesifikasi tabung lpg baja 12 kg (26.2 liter W.C) yang dikeluarkan oleh pihak Pertamina pada tahun 2005.Dimana didalamnya mencantumkan uji ketahanan ekspansi volume tetap dimana tabung lpg 12Kg harus tahan terhadap tekanan air sebesar 31 kg/cm2 selama 30 detik dan tidak mengalami ekspansi volume melebihi 10% dari volume totalnya.Jadi meskipun komposisi Propane 60%, tabung masih sanggup menahannya, tidak meledak. Lalu mengapa komposisi harus diubah?
Sumber lain menyatakan bahwa komposisi 50% Propane, tekanan pada suhu 32 derajat C hanya sebesar 104 psi (7.17 bar).Sedangkan dengan komposisi Propane 70%, tekanan pada temperatur 32 derajat C sebesar 134 psi (9.239 bar). Sehingga jika di prorata maka dengan komposisi 60% Propane pada temperatur 32 derajat C, tekanannya 119 psi (8.204 bar).
Tekanan tersebut masih di bawah yang dipersyaratkan oleh Dirjen Migas melalui Surat Keputusan No. 25K/36/DDJM/1990 tentang Pengaturan Spesifikasi Elpiji yang Beredar di Masyarakat, yaitu 120 psi (8.274 bar).Lalu mengapa komposisinya harus diubah kalau masih di bawah tekanan maksimum yang diatur oleh SK Dirjen Migas tersebut? Apa maksud Pertamina melakukan perubahan komposisi?
Menurut pendapat para ahli kimia dan gas di Indonesia,nilai atau kadar kalori (panas) Butane memang lebih rendah dibandingkan dengan Propane. Sehingga semakin rendah komposisi Propane maka nyala api akan semakin tidak sempurna, tampak kemerah-merahan, dan panas yang dihasilkan juga berkurang. Akibatnya untuk memasak konsumen memerlukan waktu lebih lama dan pada akhirnya diperlukan elpiji lebih banyak.
Kerugian lain yang akan diterima oleh konsumen adalah dengan dinaikkannya komposisi Butane dari 40% menjadi 60% dan menurunkan Propane dari 60% menjadi hanya 40% akan sering menyisakan gas Butane yang tidak bisa terbakar di dalam tabung. Kondisi ini terjadi karena tekanan Butane lebih rendah dari Propane sehingga gas tidak bisa keluar dari tabung. Sisa Butane dalam tabung diperkirakan masih ada sekitar 10%.(Apa yang disampaikan oleh Bpk Faisal Basri diatas mendapat pembenarannya).
Dengan sisa gas dalam tabung,jika tabung dikembalikan ke agen dan diisi ulang maka gas baru yang masuk ke dalam tabung hanya 90%. Jelas ini merugikan konsumen,dengan harga tetap sama tetapi gas yang akan terbakar kurang dari 100% atau bahkan kurang dari 90% karena adanya penumpukan Butane di dalam tabung hasil pengisian sebelumnya. Bayangkan, konsumen membayar untuk harga gas sebanyak 12 kg, namun yang bisa dibakar untuk memasak hanya sekitar 9,5 kg.
Di sisi lain, Pertamina atau Pemerintah mendapatkan keuntungan dengan adanya sisa Butane di dalam tabung. Karena ketika masih ada sisa Butane sekitar 10% dalam tabung dan tabung dikembalikan ke agen, maka agen Pertamina hanya mengisi sekitar 90%-nya saja (sekitar 10,8 kg untuk tabung 12 kg atau 2,7 kg untuk tabung 3 kg). Namun dijual ke konsumen dengan harga full 12 kg. Jadi Pertamina untung 1,2 kg/tabung isi 12 kg atau 0,3 kg/tabung 3 kg.Belum lagi karena rendahnya nilai kalori dari Butane maka konsumen akan memerlukan elpiji lebih banyak".
Demikian,semoga bisa menambah informasi terkait tulisan dari Bpk Faisal Basri tersebut.
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H