Mohon tunggu...
Novita Febrianti
Novita Febrianti Mohon Tunggu... -

Ibu dari Javier van Joost, Lulus dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung bekerja sebagai dosen Public Relation dan Tourism Management.Sangat tertarik dengan pariwisata juga dunia fashion. Mengisi waktu sesuai dengan hobbynya menulis,memasak dan menyanyi. Dan mencoba mengembangkan hobby dgn usaha kecil- kecilan, membuat souvenir ulang tahun,snack arisan dan menjadi MC dibeberapa acara talk show.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Kehadiran "Lelaki Malaikat Tengah Malam"

2 Mei 2011   00:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku selalu mendambakan malam tiba......
ketika bulan siap menggantikan matahari menerangi setiap kehidupan di dunia, ketika bintang2 bermunculan menghiasi kegelapan.
Tapi tidak hanya itu, ku dambakan malam karna ku tau "malaikat tengah malamku" akan datang menghampiriku,menemani,menghibur,memeluk,membelai bahkan menolong mengangkat tubuhku dari keterpurukan...tanpanya hidup seperti tak pernah berhenti menghukumku.
Aku pernah diperingatkan....
bahwa ia hanyalah malaikat tengah malam yg akan hadir dalam mimpi2 indahku...suatu saat ia akan berlalu dan pergi. Iapun akan mencari tubuh baru tempatnya mewujudkan mimpi2 menjadi nyata.

Aku sadar sang malaikatpun butuh tempat berlindung dan bersandar. jelas itu bukan padaku karena aku adalah seorang wanita yg hanya bisa meminta tanpa bisa memberi, akulah wanita yg butuh perlindungan bukan melindungi, dan akulah wanita yg butuh sandaran bukan untuk tempat bersandar.
Aku tau perlahan akan ditemukannya juga tempat itu.....tempat yg nyaman untuk berlindung dan bersandar, yg membuatnya candu akan smua itu..akan ada batasan2 antara aku dan dia, akan ada tepi yang menghalagi kami, yang akan membuat segalanya terhenti.Dan bila saat itu tiba sang malaikat tengah malamku akan lekang ditelan waktu.....dan mungkin itulah perasaan kesepian sedunia yg sebenar-benarnya....

Bohong kalau aku bilang aku tidak akan menangis dan hancur kalau saat itu tiba.....
Bohong kalau aku bilang kehidupanku akan berjalan baik2 saja tanpa kehadirannya........
Terkadang kita mengucapkan hal yang berbeda dengan apa yang kita pikirkan. Bukan karena mau tapi karena terpaksa.....
beberapa minggu terahir ini adalah minggu terberat yg pernah aku jalani, setelah beberapa saat kebelakang dipenuhi dengan warna-warni kehidupan karena kehadirannya.

kini aku sungguh-sungguh lelah, lelah bermain dengan hati...
aku mungkin harus belajar mendisiplinkan diri untuk berpijak kepada kenyataan, lebih realistis, serta tidak selamanya terlena dalam mimpi dan harapan kosong.
Karena aku dan dia sama2 sadar bahwa kita berada `dijalur yang berbeda, yang tidak akan pernah bertemu disatu titik yang sama.........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun