Mohon tunggu...
nezanurafsary
nezanurafsary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam di Era Digital: Menjaga Nilai di Tengah Perubahan Teknologi

4 Januari 2025   21:01 Diperbarui: 5 Januari 2025   13:41 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Islam di era digital menghadapi tantangan yang kompleks dalam mempertahankan nilai-nilai keislaman di tengah arus perubahan teknologi yang begitu cepat. Digitalisasi telah membawa berbagai perubahan dalam cara manusia mengakses informasi, berkomunikasi, dan belajar, termasuk dalam konteks pendidikan Islam. Di satu sisi, era digital menawarkan peluang luar biasa bagi pendidikan Islam, seperti akses mudah ke sumber-sumber ilmu agama, fleksibilitas dalam pembelajaran, serta kemampuan untuk menjangkau siswa di berbagai tempat tanpa batas geografis. Namun, di sisi lain, era ini juga menghadirkan tantangan besar, seperti degradasi moral, kecanduan teknologi, serta pengaruh budaya luar yang dapat mengikis nilai-nilai Islam.

Salah satu peluang utama yang diberikan oleh teknologi digital adalah akses luas terhadap ilmu pengetahuan Islam. Sumber-sumber seperti Al-Qur'an digital, hadis, kitab-kitab klasik, hingga ceramah ulama dapat diakses dengan mudah melalui perangkat seperti ponsel atau komputer. Hal ini membuka jalan bagi umat Islam, khususnya generasi muda, untuk mempelajari agama kapan saja dan di mana saja. Selain itu, teknologi juga memungkinkan terciptanya metode pembelajaran yang lebih interaktif, misalnya melalui aplikasi edukasi, video pembelajaran, dan game yang dirancang untuk memperkuat pemahaman tentang ajaran Islam. Platform daring seperti webinar atau kelas virtual juga memungkinkan pendidikan Islam menjangkau masyarakat di daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit diakses.

Namun, era digital juga membawa berbagai tantangan. Salah satu ancaman terbesar adalah degradasi nilai moral akibat paparan terhadap konten digital yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Budaya populer yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai agama mudah diakses oleh anak-anak dan remaja, yang dapat memengaruhi cara pandang mereka terhadap kehidupan. Kecanduan terhadap teknologi, seperti bermain game berlebihan atau menghabiskan waktu di media sosial, juga dapat mengurangi perhatian mereka terhadap kewajiban agama, seperti shalat atau membaca Al-Qur'an. Selain itu, orang tua dan pendidik sering kali kesulitan mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka, sehingga risiko penyalahgunaan teknologi menjadi semakin tinggi.

Pendidikan Islam juga menghadapi tantangan dari sisi pendidik. Tidak semua guru memiliki kompetensi untuk memanfaatkan teknologi secara optimal dalam proses pembelajaran. Kurangnya pelatihan dan fasilitas yang mendukung sering kali membuat pendidikan Islam tertinggal dalam mengikuti perkembangan zaman. Hal ini diperparah dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya integrasi teknologi dalam menyampaikan nilai-nilai agama.

Untuk menjawab tantangan ini, diperlukan langkah strategis yang komprehensif. Pertama, nilai-nilai Islam perlu diintegrasikan ke dalam teknologi melalui pengembangan aplikasi, platform pembelajaran, dan media edukasi yang kreatif dan relevan. Misalnya, aplikasi yang mengajarkan anak-anak tentang akhlak Islami melalui permainan atau video edukatif yang mengajarkan tafsir Al-Qur'an dengan cara yang menarik. Kedua, peran orang tua harus diperkuat sebagai pengawas utama dalam penggunaan teknologi oleh anak-anak. Orang tua perlu memberikan batasan waktu, memilihkan konten yang sesuai, dan mendampingi anak saat menggunakan perangkat digital.

Ketiga, kompetensi guru juga harus ditingkatkan agar mereka mampu memanfaatkan teknologi secara efektif dalam pengajaran. Pelatihan dan workshop tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran agama perlu diadakan secara rutin. Keempat, kurikulum Islami berbasis digital harus dikembangkan agar pendidikan Islam tidak hanya relevan tetapi juga tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu membentuk manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Terakhir, penting untuk membangun kesadaran spiritual digital di kalangan anak-anak dan remaja. Mereka perlu diajarkan untuk bijak dalam menggunakan teknologi, memfilter informasi yang mereka akses, serta tetap mengutamakan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan kerja sama antara pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat, pendidikan Islam di era digital dapat menjadi lebih kuat dan relevan. Teknologi tidak harus dilihat sebagai ancaman, tetapi sebagai alat yang dapat digunakan untuk memperkuat nilai-nilai Islam dan membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga kokoh dalam keimanan dan akhlaknya. Era digital, dengan segala tantangannya, justru dapat menjadi peluang emas bagi pendidikan Islam untuk berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi dunia modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun