Mohon tunggu...
Najla Fairin Aidifit
Najla Fairin Aidifit Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

MTsN Padang Panjang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penjara Suci

2 Januari 2024   10:36 Diperbarui: 2 Januari 2024   10:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penjara Suci
 Karya : Najla Fairin Aidifit

"Sera ustadzah nggak nyangka kamu gini, diam diam menghanyutkan yaa. Sekarang kamu mau tidak mau harus menerima konsekuensi dari saya! Dasar anak muda kebelet pacaran, " Teriak Ustadzah Nova di Kantor Asrama.

Sera menangis di atas kasur sambil menulis diary. " Lebay banget nih asrama, orang nggak pacaran cuman nanya tugas doang, kayak ustadzahnya paling suci aja deh " Ucap sera sambil mengutuk. Ternyata Ustazah Nova mendengar ucapan Sera.

"Sera, sekarang kamu pergi ke kamar mandi, masuk ke dalam bak, sampai jam 1 malam " Teriak ustazah, Sera mau tidak mau harus mengikuti perkataan Umi Nova dari pada dia harus mendapatkan hukuman yang lebih lagi.

Sera berendam di dalam bak kamar mandi, pintu kamar mandi dikunci oleh Ustazah, Sera hanya bisa menangis, teman - teman Sera dan kakak kelasnya tidak ada yang peduli, dan mereka julid kepada Sera.

Hari sedah menunjukkan pukul 01.00 WIB Sera sudah pucat dan menggigil. Ustazah pun menyuruh Sera agar ganti baju dan siap - siap untuk istirahat ustazah tidak peduli dengan kondisi Sera yang sudah pucat dan menggigil.

Sera tidak bisa tidur karna flu, sakit kepala. Serangan jadi rindu dengan masa SD nya dimana dulu dia tidak pernah menjadi anak yang nakal dan dongkol karna di masa SD Sera tidak pernah di kekang seperti saat ini.

Saat SD, Ustadzah Siska selalu menenangkan jika aku menangis karna rindu orang tua lah. Ustadzah juga selalu mengajarkan tentang bergaul yang baik," disini kita harus berteman dengan siapa saja baik  akhwat maupun ikhwan asal kalian jangan berlebihan".

Sekarang berbicara dengan lawan jenis aja langsung dicurigai,Sera tahu bahwa sekarang masa - masa pubertas dan harus membatasi pergaulan , " tapi kalau gini berlebihan banget ahh" sera menggerutu.

Sera rindu dengan Arvi, Sera tidak menganggap Arvi lebih dari sahabat, namun ingin bicara saja sudah tidak boleh. " ini cuman sekolah ber asrama doang loh zah " Sera masih mengutuk - ngutuk bicara sendiri.

Sera jadi teringat di saat , Sera duduk di bangku kelas 4 SD It Al - Madany.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun