Mohon tunggu...
Ney Karo Vay
Ney Karo Vay Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bagi saya, lebih menyenangkan memperhatikan dari kegelapan, sendirian, dan bergerilya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dinar, Cermin Kemunduran Berpikir Umat Islam

3 Maret 2013   08:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:24 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ulama mazhab Hanbali, Najm al-Din al-Thufi, berpendapat bahwa;  jika dalil agama bertentangan dengan konteks sosial, maka konteks harus didahulukan di atas teks agama.  “Mendahulukan” di sini, dalam pandangan Thufi, bukan berarti membatalkan dan menganulir sama sekali dalil agama. Sebaliknya, konteks sosial dianggap sebagai “pentakhsis” atau spesifikasi dan “bayan” atau menerangkan teks atau dalil agama yang ada.

Singkat kata Al-Thufi ingin mengatakan bahwa jika terjadi pertentangan antara dalil agama  (teks /nass dan konsensus ulama / ijma’) dengan maslahat, maka kemaslahatan umum harus didahulukan di atasdalil agama tadi, bukannya malah mengabaikan atau mengorbankan maslahat demi tegaknya teks dan ijma'. Dalam hal ini,  jika teks/ dalil agama mengatakan Dinar sebagai hukum, sedangkan konteks maslahat mengatakan bahwa Dinar tak lagi relevan, maka konteks maslahah haruslah diutamakan dibanding teks atau dalil agama.

Oleh karena itu, Umat Islam perlu mengubah pandangannya terhadap teks-teks suci, kemudian mampu memaknainya secara dinamis dan tidak kaku, sehingga Islam benar-benar menjadi "agama sepanjang zaman" yang bisa menjawab setiap tantangan zaman yang terus berkembang dan makin kompleks.

*****

Sebenarnya masih banyak efek negatif yang sangat mungkin ditimbulkan dari penggunaan Dinar sebagai mata uang yang justru akan merugikan umat manusia. Tentu karena keterbatasan, saya tak bisa menulis semuanya sekaligus.

Dalam setiap tulisan "Dinar, Cermin Kemunduran Berpikir Umat Islam" berikutnya, saya akan mencoba mengupas kekhawatiran saya sebagai manusia awam akan Dinar yang dalam pandangan saya justru akan menimbulkan banyak masalah dan krisis, ketimbang mengatasi masalah seperti yang selama ini di-koar-koar-kan.

Bersambung, Insyaallah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun