Konser musik akhir-akhir ini menjadi tren bagi generasi Z. Mulai dari penyanyi lokal, grup korea (k-pop), bahkan musisi barat seperti Coldplay yang saat ini sedang naik daun. Saat ini warga warganet sedang men-highlight kejadian yang sedang hangat terjadi pada konser Coldplay yang diadakan pada 15 November lalu di mana terjadi kegaduhan pada penonton konser Coldplay tersebut. Kerusuhan yang terjadi ini tentunya dapat membahayakan keamanan baik penonton maupun musisi tersebut. Karya semi ilmiah ini memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis faktor penyebab dan dampak kerusuhan dalam konser musik coldplay.
Kerusuhan konser musik kali ini menarik perhatian warga warganet di berbagai sosial media seperti X, Tiktok, dan Instagram. Konser musik yang semestinya menjadi sarana hiburan dan sebagai bentuk cinta antar penggemar dengan idolanya berubah menjadi kekacauan yang dapat memberikan dampak buruk. Beberapa faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab dari adanya kerusuhan ini dapat disebabkan oleh pihak panitia penyelenggara maupun penonton. Contohnya seperti keamanan yang kurang, kurang puasnya penonton, adanya konflik antar penonton, dan faktor dari tempat yang digunakan sebagai tempat utama konser.
Pembahasan pertama dari faktor kerusuhan konser yang terjadi yaitu keamanan yang diterapkan dalam acara konser musik Coldplay buruk bahkan membahayakan. Ada beberapa warganet yang melaporkan bahwa terdapat pintu gate yang roboh atau jebol akibat dari penonton yang kurang kondusif dan juga sekuriti yang kurang menjaga kericuhan penonton. Penonton ini diketahui menjebol gate untuk kategori CAT 5, 6 , 7, 8, dan Ultimate yang bernilai belasan juta rupiah. Salah satu penonton mengakui bahwa ia berusaha menerobos pintu masuk area konser dengan cara menggoyang-goyangkan pagar hingga roboh. Akan tetapi gate tersebut dibiarkan jatuh oleh sekuriti dan tidak diperbaiki lagi. Beberapa netizen juga mengatakan bahwa alur antara gate dengan pintu tidak segaris sehingga terjadi tabrakan antar penonton. Selain itu akses untuk masuk ke dalam Gelora Bung Karno (GBK) sulit dan juga stand makanan yang kurang memuaskan sehingga menyebabkan antri yang jauh bahkan beberapa penonton pingsan sebelum konser. Kejadian lain juga terjadi pada beberapa crew panitia acara yang bertugas saling melempar tanggung jawabnya bahkan ketua crew rela kabur dikarenakan banyak penonton yang demo. Kejadian ini menyebabkan timbulnya kesalahpahaman informasi yang disampaikan. Pada saat chaos juga dikabarkan banyak crew yang berganti baju dikarenakan takut menjadi sasaran penonton.
Selanjutnya terdapat faktor dari penjualan tiket yang menyebabkan beberapa penonton tidak dapat masuk dikarenakan oleh kesalahan petugas dan juga adanya penipuan pada penjualan tiket Coldplay hingga belasan milyar rupiah. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya calo yang menjual tiket ulang dengan harga lebih dari 2 kali lipat atau bahkan 10 kali lipat dari harga asli. Beberapa penonton juga kecewa karena tiket yang sudah ia beli melalui e-commerce resmi justru tidak bisa masuk ke dalam konser melainkan penonton yang tidak memiliki tiket bisa masuk. Salah satu alasan yang tidak diperbolehkannya masuk yaitu penonton tidak memakai wristband dari panitia, padahal menurut informasi dari penonton wristbanc tersebut telah habis.Â
Terdapat penonton yang kecewa dikarenakan ia mengetahui terdapat penonton lain yang tidak memiliki tiket yan bisa masuk dikarenakan penonton tersebut merupakan salah satu kenalan dari panitia konser. Beberapa tiket yang sudah dibeli tidak bisa di-scan sehingga penonton tidak bisa mengklaim tiket aslinya. Hal ini menyebabkan beberapa penonton hanya menikmati lagu coldplay dari luar area.Â
Terdapat pula kejadian dari penonton yang tidak diizinkan masuk dikarenakan barcode tiket mereka sudah di-scan oleh orang lain. Terdapat pula sekuriti yang tidak mengecek tiket secara detail bahkan terdapat penonton yang mengakui bahwa barcode tiket tersebut tidak dipindahi sehingga penonton yang memiliki tiket ilegal dapat masuk dengan mudah. Kejadian lain juga dialami penonton yang memberli tiket melalui calo dan pada saat mendekati waktu dimulainya konser tidak ada kabar mengenai calo tersebut yang menyebabkan penonton tidak mendapatkan tiket. Bahkan terdapat calo yang masih menjual tiket dengan harga tinggi meskipun konser sedang berlangsung.
Faktor lain yaitu dari tempat yang digunakan sebagai tempat dilaksanakannya konser. Pada konser Coldplay terjadi kericuhan akibat ojol yang tidak bisa masuk ke dalam kawasan GBK. Padahal di dalam area tersebut banyak ojol yang mengantarkan penumpang untuk mengikuti konser Coldplay. Oleh sebab itu terjadi bentrok antara ojol dengan aparat sekitar yang menyebabkan ojol pada area tersebut diusir.Â
Selain itu, terdapat netizen yang mengutarakan bahwa dampak dari konser coldplay tersebut menyebabkan kemacetan dan tarif ojol yang naik secara drastis serta kesulitan dalam mendapatkan driver ojol. Terdapat kesaksian lain berupa ojol yang berada di gate 10 tersebut diperbolehkan untuk masuk ke dalam konser dengan syarat melepas jaketnya. Beberapa driver yang ingin masuk tiba-tiba gate sudah ditutup oleh sekuriti yang menyebabkan kericuhan antara driver ojol dengan sekuriti.Â
Kejadian serupa juga terjadi pada konser BMTH di Beach City Internasional Stadium Ancol pada 10 November lalu. Vokalis dari grup BMTH mengatakan bahwapanggung yangng digunakan pada saat itu dikhawtirkan jatuh dan dapat melukai penonton.Selain itu video monitor, speaker, dan semua barang di sekitarnya bergoyang. Akibat dari insiden tersebut, konser harus dihentikan dan konser kedua yang seharusnya berlangsung pada 11 November juga harus dibatalkan. Dampaknya para penggemar BMTH marah dah banyak dari mereka yang merusak properti seperti panggung dan kursi.
Dalam karya semi ilmiah ini, dapat disimpulkan bahwa penyebab dan dampak dari kerusuhan konser Coldplay di Indonesia ini dikarenakan penonton yang tidak memiliki tiket dan banyak dari panitia acara yang tidak bertanggung jawab. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah salah satunya yaitu dengan sadar terhadap diri sendiri dengan tidak masuk ke dalam konser dengan sengaja tanpa tiket bahkan rela menjebolkan gate. Upaya lain yang dapat dilakukan yaitu bertanggung jawab atas apa yang diamanahi kepada setiap crew yang bertugas serta menyampaikan kebenaran informasi yang seharusnya dapat terbagi secara merata sehingga tidak terdapat kesalahpahaman. Panitia acara juga seharusnya lebih peduli dengan proses masuk penonton seperti pada proses barcode tiket atau pengecekan tiket yang kurang mendetail. Upaya-upaya ini dilakukan dengan harapan untuk meningkatkan tindakan kemanan dan mengurangi risiko dari kerusuhan konser yang diadakan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H