Mohon tunggu...
News 7
News 7 Mohon Tunggu... Tutor - Tujuh Net Mediatama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang skeptis dan introvert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Seorang Lolos Dari Maut Malah Dianggap Pengecut

19 Januari 2024   23:42 Diperbarui: 19 Januari 2024   23:52 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada fakta menarik ketika seorang penumpang berhasil selamat dari Tragedi Titanic.
Masabumi Hosono,pria asal Jepang ini dianggap pengecut oleh seluruh warga negaranya,karena dirinya tidak ikut mati bersama penumpang lain pada tragedi Titanic di tahun 1912.

Sekitar 112 tahun yang lalu,kapal Titanic yang saat itu berlayar melewati Samudera Atlantik tenggelam akibat menabrak gunung es raksasa.

Dari 2224 penumpang dan awak kapal hanya 700 orang yang berhasil selamat dengan menggunakan sekoci,dan Masabumi Husono adalah satu-satunya orang Jepang yang selamat dari tragedi tersebut.

Orang Jepang yang selamat ini sampai masuk ke dalam berita Amerika dan disebut sebagai Lucky Japanese Boy, dan warga Eropa saat itu bersyukur karena masih ada penumpang yang berhasil diselamatkan.

Ternyata rasa syukur terhadap penumpang yang masih selamat ini tidak berlaku bagi orang Jepang yaitu Masabumi Hosono karena negaranya justru menganggapnya sebagai pengecut,bukan hanya itu Hosono juga dituduh berdandan layaknya wanita agar bisa diselamatkan dalam sekoci bersama para penumpang yang lain.

Warga Jepang saat itu menganggap jika Hosono tidak menerapkan prinsip Bushido yaitu mengorbankan diri sebagai bentuk penghormatan.

Selamatnya Hosono dalam tragedi Titanic juga membuatnya dipecat dari pekerjaannya dan keluarganya menganggap jika itu adalah aib keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun