Mohon tunggu...
News 7
News 7 Mohon Tunggu... Tutor - Tujuh Net Mediatama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang skeptis dan introvert

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Freegan, Gaya Hidup Super Irit, Bisa Dicoba Warga Indonesia Asal Tak Malu

15 Oktober 2023   23:05 Diperbarui: 15 Oktober 2023   23:07 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daniel Tay,Sumber : Pixabay

Daniel Tay,seorang pria asal Singapura penganut Freegan,dia setiap hari datang ke restoran bukan untuk order makanan,tetapi buat mengumpulkan sisa sisa makanan yang tidak habis dimakan oleh orang lain.

Bukan malu yang ia dapat,Daniel malah dikasih ucapan terima kasih sama pihak restoran karena sudah dibantu mengurangi limbah.
Tidak hanya di restoran saja,dia juga dapat makanan dari hotel,mall,minimarket dan juga para tetangganya.

Setiap hari Daniel bisa mendapatkan 1,5 ton makanan yang layak konsumsi dan itu semua ia dapatkan secara gratis.Gaya hidup seperti ini yang bisa membuatnya menjadi super hemat.
Tidak sampai disitu saja,setiap malam dia dan teman temannya menjadi pemulung dadakan.

Bagi mereka,barang barang yang tidak dibutuhkan oleh satu orang bisa jadi malah berharga buat orang lainnya.
Daniel pernah mendapatkan baju,tas,kulkas dan jam tangan.
Tapi uniknya meski dengan gaya hidup super irit bukan berarti Daniel merupakan orang miskin.

Daniel sendiri sebenarnya mempunyai tabungan senilai 150.000 SGD atau setara Rp 1,65 milliar rupiah.
Keunikan yang kedua,Daniel pernah bekerja di bidang keuangan dan berhenti dengan alasan yang unik pula yaitu kalau dia tidak belanja berarti dia tak perlu cari uang lagi.

Gaya hidup seperti ini disebut Freegan,yaitu orang yang belanja seminimal mungkin dan berusaha mendapatkan semua kebutuhan secara gratis.
Dan orang orang yang tergabung dalam gerakan ini biasanya bukan karena tidak memiliki uang tapi sebagai bentuk protes terhadap sistem pangan yang ada di dunia seperti sekarang ini.

Bagi mereka, makanan dan kebutuhan lainnya bisa dinikmati semua orang seandainya kita selaku manusia tidak pernah rakus.
Daniel tidak melakukan semua ini buat dirinya sendiri dan sekitar 90% barang yang ia dapatkan itu ia sumbangkan kepada orang yang membutuhkan.

Saat ini ada jutaan orang di dunia yang menderita kemiskinan dan kelaparan dan menurut Daniel,kalau mereka dapat akses makanan sisa yang masih layak konsumsi,maka kita akan bisa menghadapi krisis pangan di seluruh dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun