Bukan hal yang baru bahwa kehidupan seorang difabel atau disabilitas masih terpangkas bersamaan dengan kekurangan yang mereka miliki. Keistimewaan sering hadir pada mereka namun sayangnya sering pula tanpa diberi kesempatan dalam membuktikannya.Â
Padahal sejatinya penyandang disabilitas masih memiliki potensi dan keahlian tersendiri. Keterbatasan yang mereka miliki tidak sepantasnya menjadi penghambat dalam berkarya. Setidaknya pola pengelolaan seperti itu yang akan dilakukan oleh Pondok Difatama.
Pondok Difatama (Difabel Tangguh Mandiri) adalah sebuah program pendidikan dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas yang diinisiasi oleh Baitul Maal Merapi Merbabu.Â
Program ini bergerak kearah pemberdayaan dan optimalisasi kemampuan para difabel berdasarkan pola kekurangan yang mereka miliki. Sehingga Difatama bukan hanya hadir sebagai penampung para disabilitas tetapi juga hadir sebagai upaya meningkatkan potensi yang dimiliki.
Hal ini sejalan dengan pendapat Pak Asra selaku salah satu pimpinan lembaga menyatakan bahwa pondok difatama didesain khusus untuk fokus pada proses pengembangan dari pada keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki.
"Tidak semua anak difabel itu bergantung seratus persen dengan orang lain. Banyak dari mereka yang secara pemikiran, secara pengetahuan itu bisa dikuatkan. Sejauh ini banyak yang bergerak hanya mengasihani mereka, sementara di Difatama kita mengambil arah untuk memberdayakan, memandirikan, dan melayakkan mereka seperti orang lain pada umumnya" ungkap Asra saat ditemui sedang memantau proses perkembangan penyandang disabilitas.
Difatama akan resmi beroperasi dalam uji coba pertamanya pada bulan Mei mendatang. Pondok Difatama akan diawali dengan memberdayakan hasil wakaf yang terdiri dari dua unit rumah sebagai tempat proses pendidikan para disabilitas.
Untuk proses pemberdayaan dan optimalisasi difabel sendiri memiliki berbagai tahapan dan jenis. Diawali dengan pengelompokan dari jenis kekurangan yang dialami sehingga dapat memetakan potensi dan keahlian yang akan diajarkan.
"Pertama kita akan membagi difabel berdasarkan kedifabelan mereka, ada yang kurang karena fisik atau karena panca indera yang tidak berfungsi, maupun syndrom-syndrom tertentu" terang Asra mengenai program yang akan dilakukan di Difatama.
Masih dengan oak Asra mengenai Program yang akan difokuskan oleh Difatama yang pertama adalah Difadigi yaitu program yang menuntun para disabilitas agar mahir dibidang digital dan marketing (pemasaran). Hal ini berangkat dari seringnya penyandang disabilitas mengalami pendeskreditan dalam dunia kerja digital.
"Salah satu yang kita upayakan di Difatama ini adalah kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan dunia digital millennial sekarang, yang sering kita bahasakan sebagai digital marketing. Ternyata selama saya mendampingi teman-teman difabel ini banyak dari mereka dapat menjadi designer, video editing, dan music maker"