Mohon tunggu...
Nurul Anisa
Nurul Anisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki hobi mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tentang Lu Xun Dengan Karyanya "Catatan Harian Orang Gila"

15 Januari 2025   19:13 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lu Xun merupakan nama pena dari Zhou Shuren. Beliau lahir pada tahun 1881 di desa Shaoxing, provinsi Zhejiang dengan latar belakang konfusianisme. Tetapi sejak kecil ia dihadapkan pada kemiskinan dan penderitaan petani Tiongkok di pedesaan.  Ia memutuskan pergi ke Jepang dengan beasiswa untuk belajar kedokteran dengan tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat  Tiongkok. Tetapi ia merasa bahwa masalah sosial dan mentalitas masyarakat lebih mendesak daripada kesehatan fisik. Kemudian ia beralih ke dunia sastra, yang diyakini memiliki kekuatan untuk membangkitkan kesadaran dan membebaskan masyarakat dari ketertindasan.

Dalam karyanya yang berjudul "Catatan Harian Orang Gila" Lu Xun menghadirkan cerita yang kompleks dengan mengeksplorasi keadaan mental yang kacau dan membingungkan. Melalui tulisannya, ia menyelami pergolakan batin seorang karakter yang menuangkan pengalaman hidupnya dengan sangat detail dan mendalam. 

Lu Xun membawa pembacanya menyelami dunia pikirannya yang kompleks dan tidak biasa. "Catatan Harian Orang Gila" salah satu karyanya yang paling dikenal dan masih relevan hingga kini, menggunakan diksi yang kuat dan kata - kata kanibalisme untuk menyampaikan kritik terhadap sistem feodal dan pemikiran tradisional Tiongkok. Setiap bagian dalam karyanya memperkaya pemahaman pembaca tentang khazanah sastra Tiongkok, sekaligus menggambarkan realitas kehidupan yang dipenuhi berbagai rintangan dan upaya untuk mengatasinya. 

Kelebihan

Tulisannya yang unik, ditambah dengan kepekaannya terhadap ketimpangan sosial, memberikan pengaruh besar dalam perkembangan sastra modern Tiongkok. Keahliannya menjalin aspek kejiwaan tokoh dengan kondisi sosial menghasilkan cerita-cerita yang berkesan dan tetap bermakna.

Kekurangan

Penggunaan bahasa dalam cerita ini cukup kompleks sehingga pembaca kesulitan menangkap maksud ceritanya. Alur yang rumit membuat pembaca sulit membayangkan kejadian-kejadian dalam cerita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun