GoDok – Apakah Anda familiar dengan air beroksigen, atau dikenal juga sebagai oxygenated water? Sempat digembar-gemborkan sebagai air yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, banyak orang yang kemudian rela merogoh kocek dalam-dalam karena tergoda dengan klaim ‘air superior’ yang ditawarkan. Namun, benarkah air beroksigen lebih baik daripada air mineral biasa? Lalu, bagaiman dengan klaim yang menyatakan bahwa air jenis ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan? Daripada berlarut-larut dalam debat kursi yang tiada akhir, ada baiknya Anda 'Tanya Dokter' langsung atau simak penjelasan lengkap di bawah ini!
Apa itu air beroksigen?
Air beroksigen, atau oxygenated water, dipasarkan ke khalayak ramai dengan klaim yang menyatakan bahwa air jenis ini memiliki kadar oksigen yang paling tinggi dibanding air mineral biasa, yaitu sebanyak 80 ml oksigen untuk setiap liternya. Selain itu, banyak juga yang mempercayai bahwa air beroksigen memiliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti:
- Meningkatkan fungsi serta menjaga kesehatan sistem pencernaan
- Meningkatkan stamina
- Meningkatkan konsentrasi
- Membuat wajah dan kulit tubuh tampak awet muda
- Membantu proses penurunan berat badan
- Mendorong proses pembentukan energi
- Membantu pemecahan asam laktat; proses ini dipercaya dapat mengurangi rasa lelah serta meminimalisir risiko cedera otot
- Menurunkan risiko kanker
- Menjaga kekebalan tubuh
(Baca: Ingin Terlihat Awet Muda? Lakukan 4 Hal Sederhana Ini!)
Faktanya…
Demi membuktikan klaim yang dijual oleh produsen air beroksigen, banyak peneliti yang kemudian menganalisa jenis air ini serta manfaatnya bagi tubuh. Salah satu di antaranya adalah Hampson dan rekannya. Hasilnya mengejutkan! Hampson menyatakan bahwa air beroksigen tidaklah sehebat yang diperbincangkan, serta manfaatnya  bagi kesehatan yang terkesan berlebihan (overrated). Mengapa bisa demikian?
Pertama, pernyataan bahwa oxygenated water mengandung banyak oksigen yang baik bagi tubuh tidaklah sepenuhnya benar. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam satu liter air beroksigen, terdapat 80 mL oksigen. Ternyata, Anda dapat mendapatkan oksigen dalam jumlah ini hanya dengan menghela nafas sebanyak 3-4 kali. Mengejutkan!
Pada dasarnya, udara yang Anda hirup setiap harinya mengandung 21% oksigen, untuk kemudian dikeluarkan sebanyak 14 – 16% dan diganti oleh karbondioksida. Jadi, sisa oksigen yang didapat tubuh berkisar antara 5 – 7% dari total udara yang diambil. Jika dikonversi ke dalam satuan mililiter (mL), maka sisa oksigen yang didapat tubuh adalah sebanyak 25 – 35 ml. Jadi, dapat dipahami bahwa hanya dengan bernapas sebanyak 3 – 4 kali, Anda telah mendapatkan asupan oksigen dalam jumlah yang sama seperti ketika meminum satu liter oxygenated water.
Selanjutnya, banyak yang tergiur air beroksigen karena dipercaya bermanfaat bagi kesehatan serta mampu menyembuhkan beberapa penyakit, seperti ginjal, diabetes, maag, dan sembelit. Benarkah demikian? Salah! Dua penelitian yang dilakukan oleh C.A. Piantadosi, dari Duke University Medical Center, Durham, USA dan Craig Horswill dari Gatorade Sports Science Institute menyimpulkan bahwa air beroksigen terbukti tidak mampu meningkatkan metabolisme dan stamina tubuh; apalagi sampai menyembuhkan penyakit. Hal ini dikarenakan oksigen yang terkandung di dalam oxygenated water masuk ke dalam tubuh melalui sistem pencernaan, bukan pernapasan.
Lengkapnya, oksigen yang berperan untuk ‘membakar’ makanan diperoleh dari udara bebas yang dihirup dan disalurkan langsung menuju paru-paru untuk kemudian didistribusikan ke sel-sel di dalam tubuh. Hal ini tentu bertentangan dengan oxygenated water yang dikonsumsi, karena oksigen yang terkandung akan masuk ke saluran pencernaan, bukan paru-paru. Ingat, saluran pencernaan bukanlah tempat pertukaran gas! Tapi alveolus pada paru-paru lah yang menjadi tempat pertukaran gas.
Lalu, apa yang harus dilakukan agar tetap sehat?