Go Dok-Â Seperti yang telah Anda ketahui, kontrasepsi di bagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis yang bersifat sementara dan yang bersifat permanen. Nah, dari sekian banyak jenis kontrasepsi permanen, tidak sedikit pasangan yang kemudian memutuskan untuk mencoba tubektomi. Yuk, simak dulu beberapa pertimbangan sebelum mencoba tubektomi berikut ini!
1. Prosedur medis
Pertimbangan sebelum mencoba tubketomi yang pertama adalah prosedur medis yang harus dijalani oleh istri. Merujuk pada istilahnya, tubektomi dapat dipahami sebagai langkah pencegahan kehamilan dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba falopi. Tujuannya adalah agar sperma tidak bisa membuahi sel telur karena tidak sampai ke tuba falopi. Langkah ini juga membuat sel telur tidak bisa menemukan jalannya ke rahim.
Nah, dari penjelasan singkat di atas, dapat dipahami bahwa tubektomi setidaknya melibatkan prosedur bedah ringan untuk memotong saluran tuba falopi tadi. Karenanya, diskusikan terlebih dahulu keputusan ini dengan istri.
2. Efektivitas tubektomi
Selanjutnya, perlu diketahui pula bahwa tingkat keberhasilan tubektomi dalam mencegah kehamilan berkisar di angka 99,99%. Artinya, Anda dan pasangan sudah tidak perlu khawatir lagi dengan kemungkinan terjadinya pembuahan. Namun, ingat! Meskipun ampuh untuk mencegah kehamilan, tubektomi tidak lantas membuat istri terhindar dari penyakit menular seksual. Oleh karena itulah, hindari kebiasaan seks bebas yang melibatkan orang berbeda-beda, ya!
3. Bersifat permanen
Pertimbangan sebelum mencoba tubektomi yang selanjutnya adalah sifat permanen dari jenis kontrasepsi yang satu ini. Singkatnya, setelah saluran tuba falopi dipotong, maka kecil kemungkinan saluran ini bisa dikembalikan ke kondisi semula. Memang, kabarnya kini ada prosedur operasi untuk mengembalikan kondisi tuba falopi, namun rasio keberhasilannya masihlah sangat rendah.
4. Keuntungan
Tidak bisa disangkal bahwa dibalik kontra tubektomi, tetap tersapat beberapa keuntungan yang membuat banyak pasangan kemudian memilih cara ini. Apa saja keuntungan yang dimaksud? Berikut poin lengkapnya:
- Terbukti menurunkan risiko terkena kanker serviks.
- Tidak memengaruhi kondisi hormon, sehingga tidak berdampak pada siklus haid, gairah seksual, atau waktu menopause.
- Hanya perlu dilakukan satu kali.
5. Efek samping