GoDok -- Anda tentunya akrab dengan peribahasa 'banyak anak banyak rejeki'. Ya, kalimat sakti yang sering diaplikasikan oleh masyarakat Indonesia ini memiliki arti bahwa semakin banyak anak yang dimiliki, maka akan semakin makmur serta maju pula kehidupan yang Anda jalani.Â
Sebenarnya, jika ditilik dari kacamata medis, memiliki anak dalam jarak yang cukup dekat seperti kelahiran anak pertama dan kedua hanya selanng satu tahun merupakan hal yang kurang tepat. Sebab menurut Journal of the American Medical Association, jarak aman serta ideal antara kehamilan adalah dua sampai lima tahun. Berikut beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan:
1. Pemulihan
Seperti yang telah kita ketahui; pasca melahirkan, tubuh wanita akan mengalami beberapa perubahan, seperti:
- Vagina; selama beberapa minggu pasca melahirkan, vagina akan terasa merenggang, sensitif, serta mengeluarkan cairan yang kebanyakan terdiri dari darah.
- Rambut; menurunnya kadar esterogen pasca melahirkan dapat membuat rambut rontok.
- Saluran kemih; umumnya, wanita yang habis melahirkan akan mengalami susah buang air kecil -atau dikenal juga sebagai kondisi inkontinensia post-partum.Kondisi ini disebabkan oleh saraf di vagina yang mengalami mati rasa.
- Payudara; karena adanya produksi ASI, payudara akan tampak memerah, bengkak, serta terasa sakit untuk beberapa waktu
- Perut; pasca melahirkan, dibutuhkan setidaknya 1.5-2 bulan untuk rahim dan perut kembali ke keadaan normal
- Kaki; setelah melahirkan, rahim akan mendorong darah serta cairan lainnya ke seluruh bagian tubuh. Namun, seringkali terjadi penumpukan cairan di area kaki sehingga terjadilah pembengkakan.
2. Penyesuaian
Sebagai orangtua baru, Anda memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan dan membiasakan diri dalam merawat bayi. Ini dikarenakan bayi yang baru lahir lebih sering menangis sehingga akan mengganggu waktu istirahat. Eits, tenaga Anda juga akan terus dikuras selama beberapa bulan ke depan ketika bayi mulai belajar berjalan dan merangkak! Karenanya, pilihan untuk menambah momongan dalam rentang waktu yang dekat tidaklah disarankan.
3. ASI
Yakin mau menambah momongan padahal anak belum lepas ASI eksklusif? Perlu diketahui bahwa keputusan untuk menjalani kehamilan sambil terus menyusui buah hati sangatlah berisiko. Mengapa? Pertama, puting susu akan menjadi lebih lunak saat hamil sehingga payudara Anda pun akan lebih rentan mengalami lecet. Selain itu, menyusui ketika hamil juga akan meningkatkan risiko kontraksi  karena tubuh dipacu untuk melepas hormone oksitosin.
4. Kondisi psikologi anak
Kehadiran anggota keluarga baru sudah barang tentu akan memecah perhatian Anda sebagai orangtua. Hasilnya, anak pertama yang tadinya menjadi pusat perhatian akan merasa tidak diperhatikan ketika adiknya lahir. Tidak heran jika kemudian ia akan merasa cemburu, bahkan  benci kepada adiknya. Karenanya, Bunda, penting bagi Anda untuk turut menimbang keadaan psikologis anak pertama sebelum memutuskan untuk menambah momongan.
Selain dari beberapa faktor di atas, penting bagi Anda untuk mengetahui risiko yang mungkin dihadapi jika jarak kelahiran dan kehamilan terlalu dekat. Apa saja risiko yang dimaksud? Berikut penjelasannya:
- Kondisi rahim yang belum pulih sepenuhnya pasca melahirkan akan membuat rahim tidak bisa secara maksimal menyimpan cadangan makanan bagi janin dan ibu. Akibatnya, Â kemungkinan bayi terlahir secara prematur akan semakin meningkat.
- Jarak kelahiran dan kehamilan yang terlalu dekat akan menyebabkan ibu kekurangan nutrisi esensial, seperti asam folat. Kondisi ini diduga banyak ahli sebagai salah satu penyebab ibu menderita anemia serta bayi yang lahir dengan kondisi autisme