Mohon tunggu...
GoDok Indonesia
GoDok Indonesia Mohon Tunggu... Editor -

Aplikasi kesehatan yang menyajikan layanan Tanya Dokter Gratis dan Ragam Artikel seputar kesehatan, gaya hidup, keluarga hingga ragam penyakit

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Membekukan ASI

23 Agustus 2017   08:52 Diperbarui: 23 Agustus 2017   09:02 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkara memberikan yang terbaik untuk anak memang akan selalu menjadi prioritas seorang ibu. Karenanya, tidak heran jika kemudian banyak ibu yang memilih untuk tetap memberikan ASI ekslusif untuk anak, tidak peduli seberapa padat kegiatan sehari-harinya. Namun, karena satu dan banyak hal, banyak yang tidak bisa menyusui buah hati secara langsung. Akhirnya, dipilihlah solusi pumping, di mana ibu memompa ASI ke dalam botol susu untuk diberikan kepada buah hati.

Agar ASI dapat bertahan lebih lama, banyak ibu yang kemudian menyimpan ASI di freezer.Sebenarnya, cara ini sah saja dilakukan. Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ibu bila berniat membekukan ASI. Penasaran? Berikut Go Dok paparkan panduan lengkapnya:

Cara menyimpan ASI

Bunda, hal pertama yang harus Anda perhatikan jika memutuskan untuk membekukan ASI  adalah cara penyimpanannya. Jangan asal! Sebab, jika penyimpanan ASI dilakukan secara serampangan, maka besar kemungkinan ASI akan terkontaminasi bakteri penyebab penyakit. Berikut beberapa poin penting yang harus diperhatikan ketika menyimpan ASI:

  1. ASI harus disimpan di dalam wadah atau botol khusus yang memang diperuntukan untuk menyimpan ASI. Sebelum digunakan, wadah atau botol harus disterilisasi terlebih dahulu. Caranya, rebus wadah atau botol dengan air mendidih selama 5-10 menit.
  2. Berikan label tanggal pada setiap wadah atau botol ASI. Hal ini dilakukan agar Anda tahu dengan pasti wadah mana yang berisi ASI yang telah dipompa terlebih dahulu, dan wadah mana yang berisi ASI baru. Ssst, selalu biasakan untuk meletakan ASI baru di freezer bagian belakang, ya! Alasannya agar ASI yang lama dapat langsung digunakan dan tidak terbuang sia-sia.
  3. Perlu diketahui bahwa ASI akan mengembang ketika mengalami pembekuan. Jadi, hindari mengisi botol atau wadah terlalu penuh, ya! Sebab, hal ini dapat menyebabkan wadah terbuka sehingga ASI di dalamnya akan terkontaminasi partikel asing yang ada di udara.

Lama penyimpanan ASI

Ternyata, jenis freezer yang digunakan untuk membekukan ASI turut memengaruhi daya tahan ASI, lho! Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut:

  • Freezer yang menyatu dengan kulkas (suhu bervariasi) = ASI dapat bertahan selama 2 minggu
  • Unit freezer yang terpisah (suhu kurang dari 4ocelsius) = ASI dapat bertahan selama 6 bulan
  • Freezer khusus (suhu kurang dari -18ocelsius) = ASI dapat bertahan selama 12 bulan

Bagaimana cara mencairkan ASI beku?

Sebelum diberikan kepada bayi, sudah barang tentu ASI beku harus dicairkan terlebih dahulu. Bunda, berikut beberapa poin penting yang harus diperhatian ketika mencairkan ASI beku:

  1. Jangan mencairkan ASI dengan menggunakan microwave;atau menaruh ASI di atas air yang mendidih! Dua cara tersebut terbukti dapat memecah protein baik serta zat antibodi yang terkandung di dalam ASI. Solusinya, taruhlah ASI beku di atas air hangat, lalu biarkan sementara hingga akhirnya mencair dengan perlahan. Jika tidak begitu, Anda dapat memindahkan ASI dari freezer ke kulkas bagian bawah (tempat menyimpan sayuran dan buah).
  2. Jangan membekukan ASI yang telah dicairkan sebelumnya! Ini sesuai dengan anjuran IDAI yang menyatakan bahwa ASI yang dibekukan kembali bukanlah makanan ideal untuk bayi.

Itu tadi panduan lengkap mengenai langkah serta hal apa saja yang harus diperhatikan saat membekukan ASI. Semoga bermanfaat, Bunda!

(Baca: Bingung Kenapa Bayi Menangis? Mungkin Ini Penyebabnya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun