Yth. Jakarta,
Sedih, jengkel, marah bercampur jadi satu, ketika membaca adanya rencanamu menggelar operasi yustisi terhadap pendatang yang ingin memasukimu. Terus terang sebagai orang daerah, kami merasa aneh dengan kebijakanmu itu. Apakah Engkau itu bukan bagian dan NKRI, atau mungkin kami yang di daerah ini tidak dianggap sebagai warga negara Indonesia, sehingga harus dibatas-batasi untuk memasukimu, ibukota negara kami tercinta ini.
Wahai Jakarta yang megah, jangan salahkan kami mencoba peruntungan di tanahmu yang makmur ini. Mungkin kami memang bodoh, karena mengira bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tapi itulah yang kami tahu sejauh ini. Dan mudah-mudahan kami tidak sedang bermimpi di siang bolong.
Kami datang bukan mencuri harta kekayaanmu, kebanyakan dari kami hanya mengejar sesuatu untuk mengisi sejengkal perut ini. Kami memang tidak membawa apa-apa untukmu, malah mungkin akan membawa beban untukmu.
Tapi sejujurnya kami juga tidak ingin menjadi bagian darimu. Keadaanlah yang memaksa kami. Jadi janganlah ”kegeeran”, ketika kami berbondong-bondong memasukimu. Semua itu karena kami tak punya pilihan.
Kalaulah di tanah kami tersedia lapangan kerja, ada infrastruktur yang cukup, ada fasilitas dasar untuk hidup layak, tak terpikir rasanya menginjakkan kaki di kotamu yang megah ini. Tapi Wahai Jakarta pernahkan terpikir olehmu kenapa kami jauh tertinggal dari dirimu. Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, namun kami yakin engkau pasti tahu sebabnya.
Kami hanya berdoa, mudah-mudahan Lebaran tahun depan hidup kami akan lebih baik, hingga kami tidak perlu menginjakkan kaki di kotamu ini dan engkau tidak akan repot menggelar operasi ini itu lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H