Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Angkringan de'Cintren Indonesia 2030 (eps 2)

13 April 2018   23:44 Diperbarui: 14 April 2018   00:00 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terjadi, saat mereka bertemu di tengah perjalanan.
Dan ...
Siapa yang jadi pemenang?

)
~~~>
)

Malam yang dingin, cuaca tidak begitu bersahabbat, sejak siang hujan deras tak kunjung reda, baru menjelang petang hujan berhenti.
de'Cintren feelingnya cerdas, bisa menangkap peluang, dia belanja jualannya nambah jenisnya, ada jagung manis, siap jadi jagung bakar aneka rasa.

"Dengaren Son ... jam segini sudah nongol, pulang gasik yaa?" tanya de'Cintren, waktu Sony datang.
"Nggih de' bukan gasik, biasanya itu yang pulang lambat, nambah omong-omong nyantai di studio." jawab Sony sambil pilih nasi bungkus menu oseng teri pedas dengan ambil kepala ayam 1 dan cakarnya 2, seperti biasa dia bakar sendiri tidak lupa dikasih  kecap kentalnya.

Sebentar kemudian kopi susu jahe sudah siap didepannya.

Warung masih sepi, belum pada datang, sejak sore, satu dua silih berganti datang beli dibungkus dibawa pulang. Kebanyakan buruh pabrik yang pulang mampir beli nasi kucing / bungkus, biasanya beli lebih dari satu bungkus, persediaan untuk makan sarapan besuk pagi.

Pak Bejo datang bersama mas Medron muncul dari jalan gang kampung. "Met malem de' apa kabar malam ini, dingin ya de'" sapa salam mas Medron, de'Cintren menyambutnya dengan senyum ramah sambil menata dagangannya. 

"Kok pas datang bareng sama kang Bejo?" tanyanya ke mas Medron.  "Nggih de' kang Bejo yang ngampiri saya ajak keluar bareng."

Melihat de'Cintren sibuk melayani pembeli. mas Medron bakar jagung sendiri, juga bakarkan pesanan kang Bejo.
Jagung bakar manis pedas rasa favorit pelanggan.

Agus Kempling datang, disusul Dikky Sitorus dengan adikya, terus ada pelanggan lama yang sudah lama tidak ngangkring, dia pak Kumis, walau sudah setahun dia sudah tak berkumis, tapi panggilan terkenalnya tetap pak kumis.

Seperti biasa, tanpa ada perintah, mereka langsung duduk nyantai di area lesehan disamping kanan warung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun