Mohon tunggu...
bie new
bie new Mohon Tunggu... -

Just an ordinary person that won't be a star

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Luka itu Bernama Cinta"

7 Desember 2009   12:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:02 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mendengar cerita dari seorang teman, tentang kehidupan seorang Ibu. Jadi terbersit tanya, bagaimana bisa bertahan begitu lama? Apakah itu cinta? Begini ceritanya :

Bunda (kita sebut saja sang Ibu seperti itu), beberapa puluh tahun yang lalu menikah dengan Ayah dan pada saat Bunda mengandung anak ketiga, mengetahui bahwa Ayah menikah lagi dengan wanita lain, bahkan Bunda baru mengetahuinya setelah wanita ini hamil dan punya putri. Saat itu perasaan Bunda sangat hancur, tapi Bunda tidak minta bercerai, Bunda juga tidak mengadukan Ayah ke Kantor Ayah (kantor Ayah akan memecat pegawainya yang menikah lagi). Saat ditanya Bunda hanya menjawab, “Bunda memikirkan nasib anak2 Bunda”. Bahkan Bunda begitu baik sampai tidak pernah meneror sang istri muda, justru anehnya sang istri muda yang melabrak Bunda. (Hal yang aneh bukan? Biasanya istri tua yang melabrak istri muda, tapi ini yang terjadi sebaliknya). Bunda begitu sabar menahan perasaannya, bahkan saat Ayah membawa anak2 nya berkunjung ke rumah Bunda, Bunda tetap baik, walaupun ada sakit di hati Bunda melihat anak Ayah dengan wanita lain.

Berpuluh tahun kemudian, anak2 Bunda telah dewasa dan menikah, anaknya sering menanyakan pada Bunda, apakah Bunda mau tinggal bersama mereka? karena Bunda sering ditinggal sendiri oleh Ayah yang pergi kerumah istrinya yang lain. Bunda hanya menjawab “kalau Bunda ga disini nanti kalau Ayah cari Bunda gimana?” padahal itu jawaban Bunda karena Bunda tidak ingin memberatkan anak2nya. Sekarang ini Bunda tinggal sendiri di rumah, menunggu Ayah yang datang sesekali, menunggu anak dan cucunya yang menengok, tapi tak sedikitpun Bunda tunjukkan wajah murung, Bunda selalu tersenyum. Bahkan tetap melayani Ayah yang mungkin hingga saat ini masih menyakiti Bunda..

Mendengar cerita ini, muncul rasa sedih, muncul rasa haru, heran, begitu tabahnya sang Bunda ini…membiarkan dirinya terluka, bukan wanita lain itu yang menang, bukan juga sang Ayah yang merasa menyesal telah menikah lagi. Yang menang adalah ketabahan hati Bunda, cintanya yang begitu besar pada akhirnya yang membahagiakannya….

Sempat terfikir, kok bisa ya? …..kekuatan cinta memang tiada duanya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun